Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Renjanaku (25) Reset dari Nol

19 Oktober 2025   17:30 Diperbarui: 19 Oktober 2025   18:52 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://asset-2.tribunnews.com/prohaba/foto/bank/images/ilustrasi-jatuh-cinta.jpg

"Duar!" Petir serasa menyambar tengkukku sekali lagi! Aku terdiam membisu dengan badan gemetaran. "Aku, aku takut menebaknya Jen..." kataku sambil menggigit bibirku.

"Perasaan kamu bisa benar, bisa salah, tapi kamu harus belajar jujur apa yang kamu rasakan Rick, sekalipun itu mungkin bikin orang lain jadi gak enak"
Aku menatapnya tajam, "Kamu selingkuh dengan Stanley kan Jen!"

Jenny menatapku tajam, "Iya Rick, sekali, dan aku menyesalinya, tapi penyesalan itu tak dapat menghapus apa yang sudah terjadi, tapi kamu juga selingkuh kan dengan Martha?"


"Duar!" Petir menyambar tengkukku tiga kali, dan kali ini benar-benar menghanguskanku!
"Jen, rules pacaran Martha itu cuma sebatas pelukan dan ciuman, dan itu berlaku hingga kami pisah dua tahun lalu. Aku itu pacar kamu, bukan pacar Martha."

"Duar!" Kali ini petir menyambar tengkuk jenny. Ia menatapku tajam, berharap aku berbohong padanya. "Rick, kamu membuat aku tampak jahat, kotor dan hina. Kamu jahat Rick, membiarkan ini semua terjadi!" Kini Jenny yang menangis histeris.

Aku takut juga kalau-kalau ART di rumah Jenny menganggap kami berantem. Untunglah papa-mamanya tinggal di Bandung. Aku lalu memeluknya dalam jiwaku yang setengah pergi. Aku berharap hal ini tidak nyata, tapi kenyataannya memang begini. Sebelum ke mari aku tadi sudah berdoa, "hope for the best, prepare for the worst." Ternyata aku tidak siap menerima kabar buruk.

Sebelumnya aku menuduh Martha serigala betina yang menebar kabar hoaks ke Rico, lalu Rico memberitahukannya kepada Jenny. Soalnya Jenny tahu semua cerita tentang aku dan Martha. Namun ia hanya tahu kulitnya saja. Ia tak tahu bagaimana kerasnya perjuanganku agar aku tidak jatuh ke pelukan Martha yang begitu agresif menyerangku.

Setelah beberapa kali melihat Stanley, Rico dan Pandu main futsal bersama, aku akhirnya sadar, bukan Martha tapi Pandu yang memberikan informasi kepada Rico dan Stanley tentang hubunganku dengan Martha. Ternyata mereka bertiga ini memang teman main sejak kecil. Ah, Aku berutang maaf kepada Martha.

Jenny masih menangis di pelukanku. "Jen, sudah sayang, aku sayang banget sama kamu. Aku gak bisa hidup tanpa kamu sayang. Bisa yuk kita reset semuanya lagi dari nol. Yuk bergerak ke depan, lupakan yang di belakang. I love you so much." Aku kemudian melumat bibirnya penuh nafsu dalam api cemburu. Aku tak ingin ada jejak-jejak Stanley lagi di sana...


 (Bersambung)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun