"Duh mak nyak! Kalau perempuan sudah tertawa maka setengah dari masalah sudah selesai! Kalau perempuan cemberut maka setengah dunia akan gelap gulita!"
"Selamat pagi, lho,lho,lho ini yang mana nih pasiennya, bapaknya atau ibunya, kok berdua di ranjang." Tiba-tiba terdengar suara ketika pintu terbuka, dan lampu dinyalakan. Aku melihat dokter beserta dua perawat masuk ke kamar.
"Selamat pagi dok, suster," kataku gelapan, dan langsung berdiri.
"Sek, sek tak delok sek,"Â kata dokternya sambil pura-pura melihat status nama pasien di kaki ranjang. "Oh ibunya tho yang sakit, piye bu pagi ini sudah enakan?" Tampaknya dokter ini suka bercanda.
Ternyata Martha aman-aman saja. Ia hanya kelelahan dan kekurangan mineral dan vitamin. Besok dia sudah boleh pulang ke rumah. Papa dan mama Martha juga sedang dalam perjalanan dari Semarang. Aku agak risih juga kalau ketemu dengan mereka.
Bukan apa-apa, ketika edisi pacaran jilid satu, empat tahun lalu, aku beberapa kali juga bertandang ke Semarang. Aku bahkan pernah menginap di rumah mereka dan diterima dengan baik. Mereka juga pasti tahu kalau hubunganku dengan Martha sudah berakhir.
Trus kalau mereka tahu kalau aku yang menjaga Martha di rumah sakit, tentunya mereka akan bertanya-tanya apakah kami sudah baikan lagi atau bagaimana. Padahal suasananya kan sudah berbeda.
Ah seandainya sakitnya Martha ini enam bulan lalu, trus aku ketemu dengan orang tuanya, maka aku akan berani lancang berkata, "Nuwun sewu tante, saya kalau disuruh merawat Martha ini setiap hari, ya senang-senang saja, tapi Marthanya ini yang gak mau tan.."
"Lha kenapa tah nduk," kata ibunya berpura-pura kaget. Eng ing eng, cerita selanjutnya akan seperti di tayangan sinetron FTV SCTV. "Martha sih...dulu gak mau sama aku..."
Â
"Tha, aku balik dulu ya, sudah pagi juga."
"Lha..." Martha terlihat bingung.
"Gini deh, aku bawa kunci apartemen kamu. Trus kamu telfon Pandu, kami ketemu di sana, trus dia bawa pakaian kamu sama kunci ke mari. Cocok kan?"
"Trus kamu gak mau ke mari lagi lihat aku?"
"Lha, si om, tante, Siska, hmm, siapa sepupu kamu yang di Kali Malang, trus Pandu lagi, udah rame kan. Ada aku malah jadi mengganggu nanti."