Yah Pecco mirip-mirip dengan Joan Mir, Juara dunia MotoGP 2020 bersama Suzuki Ecstar. Secara teknik Pecco jelas lebih unggul dari Mir. Akan tetapi dari segi manajemen balapan Mir jelas lebih unggul, sebab Mir bisa menjadi juara dunia bermodalkan tujuh podium dan satu (catat, satu) kemenangan saja.
Sebaliknya Pecco dengan sebelas kemenangan gagal menjadi juara dunia MotoGP 2024, diterkam Jorge Martin yang bermodalkan tiga kemenangan.
Apa yang kita lihat pada awal-awal balapan di Mugello kemarin adalah pertunjukan kelas dunia, yang hanya bisa dilakukan oleh pembalap-pembalap terbaik MotoGP. Pecco jelas-jelas tidak sedang dalam "keadaan menurun penampilannya" karena Marc dan Alex pun harus berjuang habis-habisan untuk melawannya.
Lalu di mana perbedaannya, hingga Pecco kemudian tersungkur ke P4?
Sampai tujuh lap awal, tidak akan ada orang yang berani mengatakan siapa pembalap terbaik dari ketiga pembalap yang bertarung ketat ini.
Setengah dari pembalap yang berlaga di balapan MotoGP 2025 ini pun adalah pembalap-pembalap terbaik dunia. Perbedaan nasib mereka itu terletak pada motor yang ditunggangi, mental, konsistensi, strategi, dan kemampuan beradaptasi mereka terhadap perubahan situasi yang terjadi.
Bakat dan ketrampilan membalap saja jelas tidak cukup! Kalau semua pembalap memakai motor Ducati yang sama (one make race) maka penulis akan menempatkan Maverick Vinales dan Fabio Quartararo di atas Pecco Bagnaia.
Kekalahan Pecco dari Jorge Martin tahun lalu semakin membuktikan premis penulis. Mental Pecco tidak cukup kuat menghadapi tekanan, apalagi dia juga tidak mempunyai strategi dan pengendalian emosi yang handal dalam balapan intens.
Bertarung dengan Marc di awal-awal balapan jelas menguras habis ban Pecco. Pecco adalah salah satu pembalap terbaik dalam melakukan pengereman, membuat ia nyaman mengontrol racing-line.
Kali ini Pecco mengandalkan rem cakram besar plus hard braking, dan ternyata hal itu tidak menghasilkan keunggulan signifikan, padahal teknik itu membuat bannya cepat aus.
Keunggulan Marc dari Alex dan Pecco terletak pada pengendalian emosi. Awalnya Marc kaget melihat keagresifan Pecco dan instingnya langsung merespon, membuat duel menarik untuk ditonton.
Sadar jalan balapan masih lama, Marc tidak mau memaksakan diri. Apalagi Alex juga terlihat agresif. Jadi Marc sengaja membiarkan dan memanfaatkan duel antara Alex dan Pecco.