Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Hati untuk Satu Cinta (Bagian 7)

21 Januari 2022   17:20 Diperbarui: 21 Januari 2022   17:55 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 3 Hati 1 Cinta, Sumber : .tempo.c

Sore ini aku sedang berziarah ke makam Armand. Entah mengapa aku sering kali berziarah ke makam Armand. Padahal sebelumnya aku tak pernah berziarah. Bahkan aku cenderung takut kalau melintasi sebuah pekuburan. Sewaktu masih kecil, kalau melewati Tanah Kusir, sekalipun di siang hari, maka aku akan menutup mataku rapat-rapat. Konon katanya di pekuburan itu banyak arwah-arwah penasaran bergentayangan, Hi hi!

Pekuburan ternyata menjadi tempat yang paling tepat dan bijaksana untuk refleksi diri. Melepaskan unek-unek, mencari jawaban dari satu permasalahan, dan juga untuk bersyukur! Yah, bersyukur karena sekalipun kere, jomlo dan menderita, tapi masih hidup. Masih bisa ketawa dan yang paling penting masih bisa jatuh cinta!

Sudah sebulan ini aku "putus hubungan" dengan Maya. Kami berantem dan sama-sama marah. Ego yang besar membuat kami tak sudi menjadi orang pertama yang memulai telfon. Mungkin sebaiknya begitu saja. Dulu juga aku sudah katakan, lebih baik hubungan kami di-pending dulu. Pacaran ala LDR ini terlalu berat. "Aku bukan Dilan." Aku tak kuat menanggung rindu dan cemburu.

Maya kini dekat dengan Daniel, teman sekampusnya. Aku kenal Daniel di Australia karena dulu sering bermain sepak bola dengannya. Daniel anak Indo yang tinggal di Australia. Anaknya baik, ramah dan yang pasti guantengnya poll. Maya selalu berkata tidak ada hubungan khusus dengan Daniel, hanya teman biasa saja. Akan tetapi hatiku selalu resah binti gelisah, dan aku tak pandai pula untuk menyembunyikannya!

Ah, ingin rasanya percaya sepenuhnya kepada Maya. Akan tetapi faktanya akulah yang selalu kena ghosting dan menjadi korban dalam hubungan asmaraku. Ibarat mobil, aku ini mobil sejuta umat lawas. Daniel itu HRV-nya. Mosok cewe cakep lebih memilih mobil sejuta umat daripada HRV? Yah, aku mencoba realistis saja. Aku akan menghapus wajah Maya dari memori hatiku.

Entah mengapa aku kini jadi suka merokok. Memang hanya sekedar dinyalain, lalu dipegang-pegang saja. Sesekali dihisap walaupun membuat mata perih dan batuk kecil. Namun aku penasaran, dan mencoba menemukan sensasi dari balik sebatang rokok yang menyala-nyala itu.

Tiba-tiba aku terkejut ketika melihat sosok Ratih yang berjalan ke arahku. "Hai Rat," aku menyapanya.

"Hai Bram, sorry. Aku sebenarnya tak ingin mengganggu, tapi aku udah lebih dari sejam menunggu kamu. Ini uda sore, aku cuma mau meletakkan kembang aja di makam Armand."

"Oh gitu, aduh Rat, aku minta maaf ya jadi mengganggu. Aku kebetulan aja lewat sini, jadi mampir sebentar. Eh rupanya jadi kelamaan, maaf ya. Aku pergi dulu."

"Eh, gapapa Bram, aku juga mau pergi." kata Ratih sambil meletakkan kembang di makam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun