Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menikmati Chelsea "Made in Lampard"

30 Oktober 2021   16:35 Diperbarui: 30 Oktober 2021   20:17 24291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chelsea, No Lukaku No Cry

Stadion Stamford Bridge bergemuruh kala Chlesea menghajar Norwich City 7-0 dalam laga kandang Sabtu kemarin. Kemenangan Chelsea atas Norwich ini memang sudah diprediksi sejak semula. 

Akan tetapi kemenangan ini dipercaya "tipis-tipis" saja mengingat Chelsea tidak diperkuat oleh dua penyerang utamanya, Romeo Lukaku dan Timo Werner yang sedang cedera. Lini tengah Chelsea juga tidak diperkuat oleh gelandang bertahan dengan "tiga paru-paru," N'Golo Kante.

Dalam urusan mencetak gol, Chelsea bukanlah klub seperti Man City, Liverpool maupun Man United yang sering mencetak gol dengan jumlah besar ke gawang lawannya. Kemenangan Chelsea biasanya tipis-tipis saja. Pakem ini sudah berlangsung lama sejak zaman Mourinho Jilid Pertama.

Maklum Chelsea era Mou hingga Tuchel sekarang ini menganut mazhab "Keseimbangan tim dan penguasaan bola di tengah." Kekecualian hanya pada rezim Lampard yang lebih suka dengan gaya attacking football.

Namun layaknya tim berkarakter menyerang, Chelsea asuhan Lampard ini gampang dibobol lawan karena tidak punya keseimbangan. Sebenarnya titik lemah Chelsea di era Lampard itu terletak pada sosok kiper Kepa Arrizabalaga. 

Kepa kerap membuat blunder berujung kekalahan bagi Chelsea. Lampard kemudian mendatangkan Edouard Mendy yang kemudian tampil luar biasa.

Tak bisa ditampik kalau Mendy adalah sosok utama keberhasilan Chelsea di era Tuchel dalam meraih banyak prestasi. Mendy adalah "kepingan terakhir dari puzzle Tuchel" di Chelsea. 

Jejak Mendy tentunya bisa kita lihat lewat jumlah clean sheet dan saves yang telah dibuatnya selama ini. Sayang kebersamaan Lampard bersama Mendy hanya sebentar saja karena Lampard keburu dipecat.

Salah satu legacy Frank Lampard adalah dalam hal membina dan mengorbitkan pemain muda hasil didikan akademi Chelsea sendiri. Mason Mount, Trevoh Chalobah, Reece James, Ruben Loftus-Cheek, Callum Hudson-Odoi, Fikayo Tomori (AC Milan) dan Tammy Abraham (AS Roma) adalah pemain muda yang kemudian menjadi pemain hebat di klubnya. 

Seandainya Lampard tidak pernah memberikan kesempatan kepada mereka ini, maka penggemar Chelsea tentunya tidak akan mengenal para The Young Blues ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun