Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah Jokowi Sengaja "Menjebak" Prabowo dan Sandi?

6 Januari 2021   12:20 Diperbarui: 6 Januari 2021   12:27 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini pandemi Covid-19 benar-benar membuat dunia terguncang. Tidak ada satupun masyarakat atau negara yang tidak menderita. Demikian juga dengan Indonesia yang perekonomiannya langsung terjun bebas.

Sama halnya dengan sebagian warga yang hidupnya kini sudah "mantab" alias "makan tabungan," maka republik ini juga bertahan hidup dengan cara mantab juga, mengandalkan cadangan devisa plus utang.

Setoran pajak sudah jelas jauh panggang dari api. Lha, kalau pabrik tutup dan pengusaha bangkrut, pajak apa yang akan mereka setor ke negara? Sebagian dari pengusaha itu bahkan harus memohon bantuan negara untuk membayar pesangon karyawan yang terdampak PHK.

Di saat situasi mengerikan ini, sebagian kecil warga bukannya ikut prihatin atau memberi sumbangan kepada masyarakat/negara, tetapi justru semakin memperkeruh suasana.

Tentunya sidang pembaca yang budiman sudah mengetahui siapa atau kelompok mana saja itu. Sialnya mereka ini kebetulan adalah pendukung garis keras di belakang pasangan 02 tadi.

Nah, untuk mendinginkan suhu politik yang cenderung meninggi, maka Jokowi kemudian mengajak Prabowo-Sandi tadi untuk masuk ke dalam kabinetnya.

Apakah suhu politik langsung adem?

Jawabannya ya dan tidak. Ya, kalau dari sudut pandang emak-emak yang kalau naik skutik, seinnya ke kiri tapi beloknya ke kanan itu. Emak-emak yang suka baper ketika melihat senyum ganteng Bang Sandi itu, kini nyaris tidak terdengar lagi kritikannya kepada pemerintah.

Bagi kaum salawi, masuknya Prabowo-Sandi ke dalam kabinet Jokowi ternyata tidak membawa kedamaian bagi jiwa raga mereka ini. Contohnya adalah Fadli Zon.

Sebagai seorang kader partai Gerindra, seharusnya Fadli Zon bangga dong ketika melihat dua kader partai dan sekaligus majikannya itu bisa duduk dalam kabinet Jokowi. Namun Fadli Zon tetap saja Salawi garis keras.

Netizen kemudian berkata kalau Gerindra melakukan "politik dua kaki." Satu kaki berada di dalam kabinet, sementara kaki lainnya bergerilya untuk menggembosi kebijakan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun