Ahok sudah meletakkan kartunya di atas meja. Sekarang bola panas ada di tangan Erick. Setahun telah berlalu sejak Erick memulai reformasinya di BUMN. Erick kemudian membabat habis Direksi/komisaris BUMN yang hanya makan gaji buta dan foya-foya. Jiwasraya, Garuda, Pelindo dan banyak lagi. Apakah kinerja BUMN itu kini semakin baik atau hanya berjalan di tempat saja?
Yang kita tahu sebagian berjalan ditempat, sebagiannya lagi berjalan mundur seperti undur-undur dari Gunung Sindur.
Tak bisa disangkal tak bisa dibantah kalau pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap dunia usaha, termasuk juga kepada perusahaan BUMN. Namun entrepreneur sejati takkan gentar menghadapi dinginnya malam, takkan lekang dipanggang terik mentari dan tidak lapuk pula diterpa derasnya hujan.
Jujur saja Erick tidak punya orang-orang seperti itu. Pengurus perusahaan BUMN itu adalah manajer-manajer yang cakap di bidangnya dalam situasi normal. Mereka lahir, dibesarkan, bekerja dan berpikir dalam/untuk situasi normal saja, dan tak siap untuk menghadapi situasi yang tidak normal.
Jadi sekali lagi bola panas ada ditangan Erick. Apakah yang akan dilakukannya?