Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

New Normal Jangan Dilihat dari Hitam Putih Saja

4 Juni 2020   15:49 Diperbarui: 4 Juni 2020   15:52 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemeriksaan suhu tubuh, sumber: Tribun News

Dengan kaki palsu dari metal, Budi kembali "sempurna" dengan kaki terlihat sedikit pincang.

Apakah kehidupan Budi new normal kembali? Tentu saja tidak, karena kaki kirinya itu tidak pernah kembali lagi!

Pada suatu kali, di sebuah taman yang gelap,  Budi diserang anjing galak yang langsung menggigit kaki kirinya. Budi hanya tersenyum geli menatap anjing itu, sementara anjing itu tersipu malu, lalu pergi dengan gigi kesakitan. Kali ini Budi bersyukur, "untung kaki kirinya itu tidak menjalani kehidupan new normal kembali"

***

Apa pun yang terjadi, hidup harus terus berjalan dengan atau tanpa Covid-19. Evolusi dan revolusi adalah sebuah keniscayaan yang akan terus melanda bumi selama ia berputar pada porosnya.

Pandemi Covid-19 ini telah memporakporandakan bumi dari Utara hingga Selatan, dari Timur hingga Barat, dan sampai kini juga belum ada obatnya ataupun cara mengendalikannya.

Manusia hanya bisa mereduksi dampaknya atau menghindarinya lewat protokol kesehatan Covid-19.

Kita (dunia) dalam pandemi  Covid-19 ini, ibarat hidup terperangkap di kapal selam yang terkandas di kedalaman tiga puluh meter di bawah permukaan laut.

Awak kapal terus berjuang, tetapi tidak ada jaminan kapal akan terbebas dan bisa berjalan kembali.

Penumpang juga tidak mungkin bisa bertahan terus di kapal selam karena pada akhirnya pasti akan mati kelaparan dan kekurangan oksigen.

Mencoba naik ke permukaan air juga tak kurang berbahayanya. Selain bahaya dekompresi di kedalaman air lebih dari sepuluh meter, kita juga tidak pernah tahu apakah ada ikan hiu dan binatang berbahaya lainnya di perairan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun