Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Roro Mendut (Bagian 3)

25 Agustus 2017   10:11 Diperbarui: 25 Agustus 2017   11:09 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Info Paling Cucok

"Hah!" Krisna bergumam kaget! Kamar tidur itu sudah rapi bersih. Rasanya kemarin malam masih berantakan. Siapa yang membereskannya? Krisna tak habis pikir.

"Hah!" Krisna berteriak kaget! Roro Mendut juga menghilang! Ini adalah untuk yang kedua kalinya. "Buset" gerutunya tak habis pikir.

Krisna segera keluar dari kamar, dan kini dia lebih takjub lagi. Seisi rumah sudah bersih, kinclong sama sekali! Lha siapa yang membersihkan? Sundari, sepupunya yang selama ini dititipin untuk menjaga rumah, juga sedang berada di Pamekasan menjaga mertuanya yang sedang sakit. "Apakah rumah ini ada "penunggunya?" gerutu Krisna perlahan. Tapi Krisna tidak percaya kepada hal-hal yang begituan. Apalagi ini adalah rumah miliknya, warisan dari mbah kakung Wagimin, kakek Krisna, yang juga diwarisi dari kakeknya mbah kakung Wagimin sendiri...

"Ah, jangan-jangan..." Krisna terkesiap. "Jangan-jangan ini kerjaannya kakek dari mbah kakung Wagimin sendiri ..." Krisna tertawa geli sampai kemudian wajahnya pucat pasi ketika melihat secangkir kopi diatas meja! Kopinya hitam. Baunya harum, khas kopi, dengan asap panas yang mengepul keluar dari dalam cangkir tersebut. Artinya kopi tersebut masih panas pertanda baru dibuat! Krisna lalu berjalan menuju dapur. Masih terlihat bara api dari kayu yang dipakai untuk menjerang air panas. Lalu terdengar suara lembut menyapa, "sudah bangun kakanda..."

Krisna lalu menoleh kearah suara itu. Terlihat sosok Roro Mendut di pojok dapur. Krisna lalu menatap ke arah mata, bibir dan dada Roro Mendut, lalu pandangannya mulai nanar. Tungkai kakinya lemas, dan rasanya mau pingsan. Apakah lemas itu karena dari semalam dia belum makan? Entah lah. Kemudian rasa lemas itu tak tertahankan lagi. Sebelum pingsan, Krisna masih sempat mencubit lengan kirinya dengan kuat. Sakit tenan! Lalu dia terjatuh ke lantai...

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun