Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Berapa Lama Anies-Sandi Mampu Bertahan?

21 April 2017   16:32 Diperbarui: 22 April 2017   01:00 2698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : JPNN.COM


Tentulah pasti akan banyak pihak yang tidak suka dengan judul artikel diatas. Warung sebelah pasti akan berkata, “Dilantik aja belon, koq sudah dipaksa bertahan? Hayo move-on dong, berani menang harus berani kalah!” Ini memang bukan soal menang kalah atau obat oles tahan lama, tetapi lebih kepada “sedia payung sebelum hujan”  Payung selalu mampu menepis terik mentari siang dan melindungi diri dari terpaan hujan. Dalam situasi emergency payung juga bisa dipakai sebagai fhentungan untuk menjauhkan diri dari ancaman para begal! Dan jangan lupa, Presiden Jokowi beberapa kali memakai payung juga sebagai simbol politiknya...

Minggu-minggu ini akan menjadi waktu sibuk bagi pasangan Anies-Sandi. Bukan karena harus berkampanye OKE-OCE lagi, melainkan karena harus memenuhi banyaknya undangan jamuan makan bagi mereka. Jamuan makan tersebut tentu saja tidak gratis, karena “tidak ada makan siang yang gratis” Dibalik setiap jamuan, selalu ada pengharapan yang dipanjatkan sang penjamu kepada yang dijamu! Dalam bahasa “Senayan,” harapan itu berupa konsesi, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.

Bagi Anies segala harapan-harapan yang dipanjatkan tersebut, tentu saja saat ini masih bisa diatasi dengan ilmu retorika jilid I, dengan alasan klise, wong belum dilantik! Bagi Sandi hal ini sedikit menggemaskan. Sandi adalah lelaki yang sangat perduli akan kebugaran dan penampilan dirinya. Makanan pada jamuan makan selalu bergaya “middle East cuisine” yang kaya lemak... Satu hal mengganggu lainnya adalah, orang lain yang menjamu, tetapi dia yang harus membayarnya! Maklumlah Sandi “orang super kaya....”

Lalu. Siapa atau hal-hal apa saya yang berniat hendak menceraikan pasangan OKE-OCE ini? mari kita cermati satu persatu.

Pertama, Dana Kampanye Sandi.

Diatas telah dijelaskan harapan-harapan yang dipanjatkan oleh orang-orang yang selalu mendukung Anies-Sandi selama ini. tetapi jangan lupa, Sandi juga telah menghabiskan puluhan miliar rupiah, pikiran dan tenaga untuk kampanye. Sandi adalah seorang pebisnis tulen yang menjalankan prinsip-prinsip bisnis dengan sangat baik dalam kehidupannya. Atas dedikasinya tersebut, adalah wajar kalau Sandi meminta respek dari Anies.

Respek itu bukan semata materi saja, tetapi juga prioritas untuk menentukan arah dan strategi perjalanan mereka. Beban berat kini ada di pundak Anies. Kemarin pundak Sandi sudah dibebani puluhan miliar rupiah untuk mendanai kampanye mereka. Bukan hanya Sandi saja yang meminta prioritas. Prabowo, Gerindra, PKS, timses bahkan nelayan di Teluk Jakarta juga sudah terbit air liurnya untuk bisa segera menikmati kue OKE-OCE...

Kedua, “Serigala berbulu domba,” Parlemen

Tentu semua orang masih ingat betapa serunya perseteruan antara Ahok dengan parlemen DKI dahulu itu. Ahok hampir selalu berselisih pendapat dengan DPRD DKI pada setiap penyusunan APBD. Pada tahun 2015 pembahasan bahkan menjadi deadlock. Akibatnya Pemprov DKI terpaksa menggunakan APBD dengan Pergub, bukan Perda! Artinya Ahok harus memakai APBD 2015 yang lebih kecil untuk belanja Pemprov DKI tahun 2016 yang lebih besar.

Bukannya “menangis bombay,” Ahok sambil tertawa malahan menaikkan gaji dan tunjangan pegawai, membangun rusunawa dan infrastruktur, dengan memakai sebagian APBD tahun sebelumnya! Catat, hanya sebagian!!! Akibatnya anggota parlemen terpaksa “harus memakai stagen di perut, karena harus mengikuti ritual puasa Senin-kemis. Sebagian bahkan harus menderita busung lapar...”

Sekalipun Ahok dikerubuti anggota parlemen DKI yang dibantu dengan mantera dan santet dari Senayan, Ahok tetap dapat berdiri tegak. Ahok bahkan membuat para seterunya itu menderita lahir batin.. Anies bukanlah Ahok! Bukan hendak meremehkan Anies. “Serigala-serigala tersebut sudah terlalu lama kelaparan...” Anies akan menjadi santapan empuk bagi mereka. Itulah sebabnya kemarin Ahok mengajak Anies untuk ikut terlibat menyusun APBD 2018 yang akan dipakai oleh Anies kelak.

Kalau pada masa “kerajaan KMP Prabowo” masih berjaya, Jokowi-Ahok maupun Ahok-Djarot harus “pandai-pandai meniti buih” agar tidak terjatuh dan terseret oleh arus politik poros Kebon Sirih (DPRD DKI) – Senayan (DPR)  Kini angin politik berbalik. Kini parlemen dikuasai oleh “Hawa sejuk Istana.” Mampukah Anies-Sandi “meniti buih” seperti yang telah dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelum mereka? Parlemen ini akan selalunya menjadi musuh dalam selimut bagi Anies-Sandi...

Ketiga, “Senyummu adalah Harimaumu!”

Musuh terbesar kita selalunya adalah diri kita sendiri. Ahok adalah fenomenal. Tidak ada yang bisa mengalahkan Ahok. Semua lawan habis dibabatnya. Mulai dari Belitung, Senayan bahkan hingga jawara-jawara Balai Kota. Tetapi ada peribahasa berkata, “Mulutmu adalah harimaumu!” Akhirnya Ahok tersandung “digigit harimau.” Bukan di Taman Safari, atau oleh Trio Macan, tetapi oleh “harimau di dalam dirinya sendiri yang tidak pernah berhenti untuk mengaum dan mencakar....”

Demikian juga halnya dengan Anies. “Senyummu adalah harimaumu!” senyum manis Anies yang banyak mengumbar janji-janji ketika kampanye akan menjadi bumerang yang berbalik mengejarnya. Sejujurnya sebagian dari janji-janji itu memang teramat susah untuk diwujudkan. Dan jangan lupa. Bukan janji-janji itu yang memenangkan Anies-Sandi. Tanpa janji-janji itu pun, Anies-Sandi akan tetap menang, karena ada kekuatan eksternal yang memenangkan mereka.

Ada Timses hebat dibelakang Anies-Sandi, dan banyak orang parpol yang sejujurnya lebih suka memilih “kambing yang dibedakin” daripada memilih seorang Ahok, walaupun Ahok didukung sepenuhnya oleh parpol mereka sendiri. Terlalu banyak blunder bodoh yang dilakukan timses Ahok-Djarot, sehingga membuat timses Anies-Sandi tidak perlu memeras keringat...

Mungkin ada baiknya bagi Anies untuk berhati-hati dengan senyumnya (janjinya) dan satu lagi, “rangkulannya!” Tidak semua orang boleh dirangkul, apalagi yang bukan muhrim! “Anak-anak nakal” tidak perlu dirangkul dan diberi senyum! Mereka ini pantesnya dipelototin dan diberi disiplin. Bila perlu dimaki, agar insyaf, sadar dan kembali ke jalan yang benar....

Akhir kata, selamat sekali lagi kepada pasangan Anies-Sandi, all the best for both of you, dan tetap berikan senyum hangat bagi semua warga, bukan senyum OKE-OCE saja.....

Salam hangat,

Reinhard Freddy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun