Mohon tunggu...
choirunisa lisdiyani
choirunisa lisdiyani Mohon Tunggu... Konsultan - Hello! My name is choir, Law Student, 21y.o

Raihlah mimpi kamu dimulai dari melakukan kebaikan!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Guru Terbaik: Pengalamanku

5 Agustus 2020   20:45 Diperbarui: 5 Agustus 2020   20:36 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pasien terus berdatangan hingga benda melingkar di dinding ruangaku menunjukan pukul 11.45. Ya! itu artinya waktu istirahat akan segera tiba. Rasanya baru kali ini aku menantikan jam makan siang ku setelah 2 tahun menjalani profesi ini. Bagaimana iniii??! Aku mempunyai janji dengan Dr. Houkew Lambert Jaime! Beliau adalah dokter senior sekaligus pendiri RS. Mitra Medicine Stanlaw. S

iapa yang tidak tahu Dr. Houkew? Diluar kepribadiannya yang keras, beliau adalah sosok yang sangat diagung-agungkan oleh dokter-dokter muda di Jakarta. Dokter yang sudah menyandang gelar Professor ketika berusia 24 tahun.

"ada sesuatu yang ingin saya tawarkan kepada Anda Dr.Louis" katanya lewat pesan. Sebenarnya aku sudah tahu apa yang ingin ia tawarkan. Jabatan di RS. Mitra Medicine Stanlaw. Ya. Bukannya aku kepedean atau bagaimana, aku mendengarnya dari rekan kerjaku katanya sedari lama Dr. Houkew beserta antek-anteknya sedang mencari tahu informasi-informasi tentang aku. Entahlah, mencari untuk apa aku tidak begitu mempercayakannya jika tidak mendengarnya langsung dari Dr.Houkew.

Akhirnya aku menemui pasien terakhir ku sebelum waktu istirahat tiba.

"selanjutnya, anak Aisa Putri Cantika..." "Anak Aisa Putri Cantika" "Anak Aisa Put---" berkali-kali suster didepan pintu ruanganku memanggil nama tersebut. Sepertinya tidak ada respon dari pasien.

"aduh, pertemuan ku hampir tiba" "gawat! 10 menit lagi! Aduh bagaimana ini??!!" jerutuku. "jika sekali panggil nama itu gak datang, aku akan pergi" hatiku berkata demikian.

"Anak Aisa Putri Cantika"

"OKE! Aku akan lanjutkan tugasku setelah makan siang" aku pun beranjak dari kursi nyamanku menuju gantungan baju berbentuk kucing di depan jendela. Hendak mengganti jubah dokterku dengan jas...

Suara pintu terbuka, "selamat siang om dokteelll" suara itu begitu menyenangkan didengar. Suara yang sudah tak asing di telingaku, tidak jadi aku membuka jubah dokterku, ku balikan badan, tapi aku tidak melihat siapa-siapa. Loh kemana? Ku berjalan maju dengan hati-hati, Oh ternyata dia. Seorang perempuan cantik tenggelam dalam meja kerja ku karna tingginya yang hampir sama. Dia berdiri di depan meja kerja ku dengan bando pink dan seperti biasa, setangkai permen ditangannya. Lucunya.

"Haloo, Aisa?"sapaku "Haloo om..." dia menyapaku balik dengan semangat dan senyumnya yang begitu manis, ia memelukku. Ya kami memang sudah cukup akrab untuk saling berpelukan. Dia salah satu pasien rawat jalanku. 2 bulan yang lalu ia menjalani operasi paru-paru basah. Dan sekarang ia sedang menjalani penyembuhan yang membutuhkan waktu paling cepat 12 bulan. Iya, memang kasihan. Diusianya yang masih kecil, sudah harus bolak balik rumah sakit setidaknya seminggu sekali.

"kamu sendirian Aisa?Mamah mana?" tanpa mendapatkan jawaban pintu ruangan ku terbuka. Mamahnya Aisa. "halo selamat siang pak dokter, maaf pak sebelumnya, tadi ada panggilan alam." Katanya sambil terkekeh. "oh iya ibu tidak apa-apa. Duduk saja.." kataku.

Tanpa ku tuntun, anak ini sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Lihat! Ia berbaring sendiri di kasur pemeriksaan. Pintarnya. Aku mengikutinya ke kasur dan memeriksanya "keadaan Aisa tidak ada hal yang serius tapi sepertinya juga belum ada kemajuan" aku memberikan laporan sambil menggendong Aisa turun dari tempat tidur dan kembali menuju meja kerja ku.

Oh tidak! 5 panggilan tidak terjawab dari Dr. Houkew! MATI AKU! Aku harus segera mengakhiri jam kerja ku sekarang.

 "Alhamdullilah! Tapi dok, semenjak ganti obat kemarin dia muntah-muntah terus dok dan jadi susah makan sekaliii" Tanya wanita yang sedari tadi memperhatikan ku memeriksa Aisa.  "oh.. ohhh.. hmm iya itu tidak emm... apa-apa. Efek...hmmm samping o..oo..obatnya! Ya itu hanya efek samping." Jawabku sambil terbata.

Entahlah apa yang ada dipikiranku sekarang. Aku hanya berfikir untuk mencari cara menyelesaikan sesi kontrol ku dengan pasien ini. Dengan begitu aku segera bisa menemui Dr. Houkew. Cukup. Tolong. Aku tidak boleh kehilangan kesempatan berharga ini. "hmmm..saya akan menuliskan resep baru untuk menghilangkan mualnya Aisa, nanti kita lihat lagi perkembangannya ya ibu" jawabku dengan nada rapper, hampir tidak ada jeda. "hmm, jika sudah selesai saya bisa tinggal ya bu.."lanjutku. Aku berbicara sambil membuka jubah ku dengan terburu-buru. Tentu saja. Pasti wajah wanita itu sungguh kesal dengan sikapku. Tanpa memperdulikan mereka yang sudah pergi atau belum dari ruanganku, aku pun kelur sambil berlari menuju Dr. Houkew. Dan.........

GEDEBUGHHHH. "AAAAAWWWW....." aku terjatuh dari tempat tidurku. "mimpi itu lagi" ternyata aku hanya mimpi. Aku mencoba bangun dari posisi tengkurapku dan memijat bokong ku yang begitu nyeri.

Kenangan 3 tahun lalu itu tiba-tiba datang lagi. Setiap mimpi itu datang membuat hati ku mencelos dan berpikir seolah-olah aku lah orang yang paling jahat. Oh tidak!! Bukan seolah, memang benar aku orang jahat! Ya aku jahat! Bagaimana tidak? Kalian bisa bayangkan seorang anak kecil lagi lucu-lucunya hampir mati karena sikapku yang brengsek itu?

"bagaimanabisa seorang dokter membunuh pasien nya seperti begitu?" AAAA Persetaan!!

Hampir mati? Tidak tidak. Lagi-lagi aku singkirkan pikiran kotor itu jauh-jauh. Aku berjalan ke dapur dan meneguk segelas air untuk mengalihkan kegugupan.

"itu sudah berlalu"

---------

Sudah tiga tahun berlalu semenjak peristiwa menyayat hati ku itu terjadi, akhir-akhir ini aku memimpikannya lagi. Aneh memang. Mimpi itu datang setelah aku mendapat tawaran jabatan di RS ternama di Jakarta. Tidak hanya hari ini. 2 tahun, 1 tahun, bahkan 2 bulan yang lalu pun aku juga mempikian hal yang sama. Mimpi itu datang ketika aku sedang mendapat tawaran kerja di luar negeri. Ya. Sebenarnya aku sudah melupakan kejadian itu. Tidak. Bukan melupakan. Hanya saja tidak aku jadikan masalah serius untuk saat ini, tidak menghambatku melakukan kegiatan ku sehari-hari disini.

Tenang! Kejadian itu akan aku ingat sampai aku mati nanti. Jika ingin mengatakan, sampai saat ini pun aku masih belum bisa memaafkan kebodohan ku ini. Namun, percayalah karena kejadian berharga itu, aku duduk di depan meja tempatku sekarang dengan nama ku yang terpampang di depan meja dengan indah "Direktur Utama Dr. Louis Jikkelin, Sp. A (K) DPM". 

Ya setelah kejadian itu, aku berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjadi dokter yang benar-benar mengabdi pada sumpahnya, dokter yang tidak tergiur dengan hal-hal semacam harta dan kekayaan. Lihatlah, selama 3 tahun, aku bangkit kembali dari ketepurukanku. Aku bisa membuat RS ku sendiri! RS yang menampung orang-orang yang kurang mampu untuk menyentuh peralatan-peralatan medis yang sangat mahal ini.

Kejadian itu benar-benar memberikan pelajaran kepada ku bahwa harta di dunia ini bisa dicari, tapi nyawa seseorang susah dicari. Semenjak kejadian itu aku menjadi lebih berhati-hati untuk bertindak. Sangat berhati-hati. Serius, aku tidak bohong! Jika dalam perbuatan ku sudah mulai melencong dari apa yang sebaiknya, lagi-lagi aku akan berguru pada pengalaman ku. Aku akan ingat masa-masa dimata aku menjadi begitu terpuruk, masa dimana aku menjadi orang yang paling bodoh di dunia. Merasa tidak pantas untuk hidup lagi, aku akan mengingat pengalaman ku yang sudah-sudah. Karna guru terbaik untuk diri kita adalah pengalaman kita sendiri.

-------------

2 tahun berlalu..

 

Bandung, 24 Juli 2018

Ada satu keadaan yang begitu aku suka,

Kamu tahu keadaan apa itu?

Oh tidak tidak! kamu salah jika memikirkan hal-hal yang mewah!

Aku hanya suka ketika rintik hujan bertemu dengan butir-butir tanah

Iya, Begitu tenang bukan? Begitu sejuk, Begitu indah, Sangat indah,

Andai aku bisa menjadi salah satu diantara ribuan rintik hujan itu,

Akan aku pastikan kamu satu yang lainnya,

Tepat 5 tahun yang lalu, kita berada di ruangan yang sama.

Semoga pengalaman kita berdua akan selalu teringat dalam lubuk hatiku.

Selamat jalan, adik kecil.

Dari Aku,

Seseorang yang menyukai bau ketika hujan turun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun