Di luar negeri, profesi caregiver bahkan dianggap penting dan dihargai secara formal. Ada pelatihan khusus, sertifikasi, bahkan dukungan finansial dari pemerintah. Sementara di Indonesia, masih banyak caregiver yang bekerja dalam sunyi, dianggap hanya "tugas keluarga". Padahal, jika dihitung, kerja mereka sebanding dengan kerja perawat profesional.
Mungkin sudah saatnya kita mulai memberikan penghargaan lebih bagi para pendamping ini. Tidak selalu dalam bentuk materi, tapi juga pengakuan dan ruang untuk istirahat. Karena sesungguhnya, merawat orang lain adalah pekerjaan penuh cinta, tapi cinta pun butuh jeda agar tidak padam.
Setiap orang yang menjadi caregiver pasti punya kisahnya sendiri. Ada yang penuh tangis, ada yang penuh tawa, dan sering kali campuran keduanya. Namun, satu hal yang sama: mereka semua adalah pejuang yang mungkin tak tercatat dalam sejarah besar, tapi keberadaannya sangat berarti bagi orang-orang yang mereka rawat.
Jadi, bila kamu kenal seseorang yang sedang menjalani peran ini, jangan ragu untuk sekadar bertanya: "Apa kabar? Mau aku bantu apa?" Percayalah, perhatian kecil semacam itu bisa terasa seperti oase di tengah gurun. Karena pada akhirnya, menjadi caregiver memang tentang cinta yang terus memberi, meski lelah tak pernah benar-benar hilang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI