1. Sabar adalah kunci.
Jangan buru-buru tersinggung dengan komentar mertua. Kadang mereka hanya ingin terlihat peduli, meski cara penyampaiannya kurang manis.
2. Libatkan pasangan sebagai mediator.
Jangan hadapi sendirian. Pasangan adalah jembatan komunikasi terbaik antara kita dan mertuanya.
3. Cari momen positif.
Ajak ngobrol soal hal-hal yang disukai mertua---misalnya hobi berkebun, masakan tradisional, atau bahkan gosip artis. Siapa tahu dari sana muncul titik akrab.
4. Tetap punya batas sehat.
Hormat bukan berarti harus selalu mengiyakan. Ada kalanya perlu tegas dengan cara sopan, agar tidak semua keputusan rumah tangga dicampuri.
***
Pada akhirnya, semua orang ingin jadi menantu idaman. Tapi faktanya, tidak ada menantu sempurna, sama seperti tidak ada mertua sempurna. Relasi ini selalu butuh ruang kompromi.
Kalau boleh jujur, menikah tanpa "drama mertua" mungkin terasa hambar. Justru di situlah warna kehidupan rumah tangga. Setiap komentar pedas, setiap aturan ketat, bisa jadi bumbu yang melatih kita lebih sabar dan lebih bijak.