1. Membedakan antara pasangan dan orang tuanya.
Jangan sampai konflik dengan mertua menodai hubungan dengan pasangan. Ingat, pasangan kita juga sedang berada di posisi sulit---antara cinta pada kita dan hormat pada orang tuanya.
2. Mengelola ekspektasi.
Jangan berharap mertua berubah total sesuai standar kita. Sama seperti kita, mereka juga punya latar belakang, nilai, dan pengalaman hidup yang membentuk sikapnya.
3. Menemukan titik damai.
Kalau memang tidak bisa akrab, setidaknya bisa menjaga hubungan yang sopan dan sehat. Dalam budaya kita, menghormati orang yang lebih tua adalah norma. Jadi meski kadang rasanya pengin "mute" mertua seperti notifikasi grup WhatsApp, tetaplah jaga sikap.
Pengalaman Serupa: Cerita Orang-orang
Banyak teman saya punya kisah lucu sekaligus menantang soal mertua. Ada yang tiap kali pulang kampung selalu ditanya, "Kapan punya anak?" padahal baru menikah tiga bulan. Ada juga yang diminta rajin pulang ke rumah mertua meski jaraknya lintas provinsi.
Lucunya, ada yang justru merasa lebih dekat dengan mertua ketimbang dengan orang tua sendiri. "Mertuaku malah enak diajak curhat. Orang tuaku sendiri justru lebih galak," kata seorang teman sambil tertawa. Cerita-cerita semacam ini menunjukkan bahwa relasi mertua dan menantu tidak selalu bisa ditebak.
Tips dan Trik Menghadapi Calon Mertua "Seram"
Buat Kompasianer yang mungkin sedang atau akan menghadapi calon mertua dengan karakter "istimewa", ada beberapa tips ringan yang bisa dicoba: