Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Penulis tinggal di Bojonegoro

Setiap perjalanan adalah peluang untuk menemukan hal baru, menghadapi tantangan, dan menemukan kekuatan dalam diri. Jangan mengeluh tentang perjuanganmu. Bersyukurlah karena kamu masih diberi kesempatan untuk berjuang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tren Ikan Hiu Makan Tomat hingga Ubur-Ubur Ikan Lele: Makna di Balik Ledakan Meme

6 Februari 2025   16:19 Diperbarui: 7 Februari 2025   18:05 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ikan Hiu makan Tomat dan Ubur-Ubur Ikan Lele | freepik

Internet selalu punya cara unik untuk menghadirkan hiburan. Salah satunya lewat tren absurd seperti "ikan hiu makan tomat" hingga "ubur-ubur ikan lele" yang belakangan ramai diperbincangkan. Dari sekadar lelucon, tren ini berkembang menjadi fenomena budaya digital yang menarik untuk ditelaah dari berbagai perspektif: filosofis, sosiologis, psikologis, hingga akademis. Apakah ini sekadar guyonan belaka, atau ada sesuatu yang lebih dalam di baliknya?

Asal-Usul: Dari Absurd ke Viral

Tren ini bermula dari video editan yang memperlihatkan hiu dengan ekspresi konyol memakan tomat, diiringi lagu dengan lirik sederhana dan nada yang adiktif. Selanjutnya, muncul varian lain seperti "ubur-ubur ikan lele," yang semakin memperkuat absurditas tren ini. Popularitasnya meroket karena memenuhi tiga elemen utama viralitas internet: kesederhanaan, humor absurd, dan mudahnya replikasi oleh warganet.

Fenomena ini mirip dengan tren-tren sebelumnya seperti "Gangnam Style," "Baby Shark," hingga meme "Shitposting." Semakin aneh dan tidak masuk akal suatu konten, semakin tinggi kemungkinan ia menjadi viral. Namun, mengapa masyarakat begitu mudah terpancing oleh tren semacam ini?

Makna Filosofis: Kecintaan Manusia pada Absurditas

Secara filosofis, tren ini mencerminkan absurdisme dalam kehidupan manusia modern. Albert Camus, dalam filsafat absurditasnya, menjelaskan bahwa manusia sering mencari makna dalam dunia yang tidak masuk akal. Meme seperti "ikan hiu makan tomat" justru menegaskan ketidakteraturan dunia digital dan cara manusia menanggapinya: bukan dengan mencari makna, tetapi dengan tertawa dan ikut serta dalam absurditas itu sendiri.

Fenomena ini juga beririsan dengan teori postmodernisme, yang menolak gagasan bahwa segala sesuatu harus memiliki makna yang jelas. Dunia digital kini penuh dengan hal-hal yang sengaja dibuat tak bermakna, sebagai bentuk kebebasan berekspresi dan perlawanan terhadap norma yang terlalu serius.

Makna Sosiologis: Budaya Komunitas dan Identitas Digital

Dari perspektif sosiologis, tren ini menunjukkan bagaimana komunitas digital bekerja. Warganet bukan hanya penonton pasif, tetapi juga kreator aktif yang berpartisipasi dalam menciptakan konten turunan (remix culture). Misalnya, video ikan hiu makan tomat yang awalnya sederhana, berkembang menjadi meme dengan berbagai versi dan interaksi kreatif.

Tren ini juga menjadi bentuk komunikasi dalam budaya digital. Seperti penggunaan slang atau jargon dalam sebuah komunitas, tren absurd ini menjadi semacam "kode" yang hanya dipahami oleh mereka yang mengikuti dinamika internet. Ini menciptakan identitas kolektif, di mana orang-orang merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar: komunitas global yang menikmati humor tanpa batas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun