Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Penulis tinggal di Bojonegoro

Setiap perjalanan adalah peluang untuk menemukan hal baru, menghadapi tantangan, dan menemukan kekuatan dalam diri. Jangan mengeluh tentang perjuanganmu. Bersyukurlah karena kamu masih diberi kesempatan untuk berjuang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polemik Pagar Laut dan Gas LPG 3 Kg: Rakyat Terjepit di Antara Regulasi

5 Februari 2025   15:39 Diperbarui: 5 Februari 2025   15:39 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polemik Pagar Laut dan Gas Melon 3 Kg | www.pandeglangnews.com

Pagar laut dibuat untuk mencegah pencurian ikan, tetapi nelayan kecil juga ikut terhambat.

Gas melon disubsidi untuk masyarakat miskin, tetapi mereka justru makin sulit mendapatkannya.

Lalu, di mana solusi yang berpihak pada rakyat?

Beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan:

  1. Evaluasi Pagar Laut

    • Kebijakan ini harus mempertimbangkan zonasi yang adil, agar nelayan tradisional tetap bisa mencari ikan di wilayah tangkap mereka.
    • Alternatif lain adalah memperkuat pengawasan berbasis teknologi seperti drone dan satelit, sehingga tidak perlu membuat pagar yang berpotensi merugikan nelayan lokal.
  2. Distribusi Gas Melon yang Lebih Fleksibel

    • Alih-alih bergantung pada DTKS yang sering bermasalah, pemerintah bisa menerapkan kartu subsidi berbasis penghasilan, seperti yang digunakan dalam program bantuan tunai.
    • Pengawasan bisa diperketat di tingkat agen dan pengecer, sehingga distribusi tetap terkontrol tanpa menyulitkan rakyat kecil.

Penutup: Jangan Biarkan Rakyat Jadi Korban Regulasi

Kebijakan publik seharusnya dibuat bukan hanya berdasarkan data makro dan angka di atas kertas, tetapi juga mempertimbangkan realitas sosial di lapangan.

Pagar laut mungkin bisa mengurangi pencurian ikan, tetapi jika nelayan lokal ikut kehilangan mata pencaharian, apakah ini benar-benar solusi yang baik?

Gas melon mungkin perlu distribusi yang lebih ketat, tetapi jika rakyat kecil semakin kesulitan mendapatkannya, apakah kebijakan ini benar-benar adil?

Sebagai negara maritim dan agraris, Indonesia seharusnya lebih berpihak pada nelayan dan masyarakat kecil. Regulasi harus dibuat dengan mempertimbangkan keadilan sosial, bukan sekadar efisiensi birokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun