Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Money

Sticker di Mobil Pak Rektor

27 Maret 2012   04:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:25 2268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sticker memang hanya benda sederhana, bergambar atau berwarna yang biasa dilekatkan pada berbagai macam benda. Namun jangan remehkan fungsi sticker. Di era modern seperti saat ini, sticker bisa berfungsi menjadi apa saja. Bisa sebagai aksesoris, tanda pengenal, hingga branding atau media promosi. Jangan heran bila sebuah sticker bertuliskan "Mabes Polri" bisa bernilai tinggi karena dipakai sebagai jimat bila di tempel di mobil. Dua tiga tahun lalu cukup banyak motor dan mobil yang menempelkan sticker 'Intel Inside' yang kemudian menginspirasi beberapa pihak untuk membuat sticker 'Jesus Inside' atau 'Islam Inside' dengan desain mirip sticker 'Intel Inside'.

Selain sticker produk komponen komputer tersebut, banyak mobil dan sepeda motor ditempeli dengan sticker dari sebuah cafe terkenal di Surabaya, Hugo's Cafe. Awal mulanya sticker dari bahan cutting sticker tersebut dibagikan gratis kepada pengunjung cafe. Namun entah mengapa sticker Hugo's Cafe justru dibuat oleh produsen dan dijual di berbagai emperan pertokoan. Hebatnya lagi, muncul sticker dengan model yang sama, namun dengan tulisan yang berbeda. Mungkin karena sticker yang menggunakan 3 warna, hitam, merah dan putih ini cukup cantik dan serasi. Sehingga Hugo's Cafe bisa mendapatkan branding gratis dari desain cutting stickernya yang menarik. [caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Courtesy of venyiman.multiply.com"]
Courtesy of venyiman.multiply.com
Courtesy of venyiman.multiply.com
[/caption] Beberapa perusahaan dan tempat usaha dengan cukup cerdik menitipkan sticker perusahaannya untuk ditempel di mobil para pelanggannya. Beberapa bengkel dan aksesoris mobil memberikan diskon khusus bagi pelanggan yang memasang sticker branding perusahaan mereka. Namun ada juga yang tanpa memberikan stimulus, pelanggan dengan sukarela memperbolehkan sticker bagian dari body mobilnya ditempeli sticker. Beberapa dari tempat usaha tersebut adalah Songa Adventure yang saat ini sticker branding mereka banyak tertempel di mobil-mobil mewah yang lalu lalang di jalan raya Surabaya. Sedangkan pusat hiburan seperti WBL (Wisata Bahari Lamongan), Taman Safari, BNS (Batu Night Spectacular), juga menggunakan media sticker untuk lebih dikenal oleh masyarakat. Citra positif tempat wisata tersebut membuat pemilik mobil senang menempelkan sticker branding perusahaan. Terjadi simbiosis mutualisme. Si Pemilik mobil merasa bangga karena itu sebagai tanda dia telah pernah ke tempat wisata tersebut. Sedangkan tempat wisata mendapatkan promosi berjalan tanpa harus membayar ke pemilik mobil. Namun apakah masyarakat mau menempelkan sticker bagus dengan identitas 'Taman Wisata Dollywood', sebagai tanda  pernah menjadi pelanggannya. Mau? Pemilihan sticker sebagai media promosi memang bisa menjadi pilihan tepat mengingat usia sticker yang cukup panjang bisa lebih dari 5 tahun. Tentu saja saja tergantung dari jenis bahan dan teknologi pencetakannya. Untuk sticker digital printing, hanya bisa bertahan tidak lebih dari 1 tahun, setelah itu warnanya akan memudar. Sedangkan cutting sticker dari bahan Scotlite atau Oracal, bisa bertahan hingga 10 tahun. Dari semua mobil dan sticekrnya, saya cukup kagum dengan rektor sebuah kampus di daerah Jombang. Kalau tidak salah kampusnya bernama Unipdu (Universitas Pesantren Darul Ulum) Jombang. Beberapa kali saya melihat mobil Pak Rektornya dengan merek Toyota Camry seri terbaru memasuki Surabaya. Uniknya mobil sedan mewah tersebut ditempeli sticker dengan tulisan UNIPDU warna putih yang memenuhi kaca belakangnya. Label kampus pada mobil sedan tersebut cukup kuat mengangkat citra kampus, walaupun masyarakat pengguna jalan tidak tahu bentuk kampus dan nilai akreditasinya. Namun label nama kampus tersebut pasti memiliki nilai pencitraan yang berbeda apabila ditempel di mobil angkutan kota tentunya. Sticker pada mobil Pak Rektor Unipdu memang bisa memiliki banyak makna. Mobil dengan label kampusnya akan membuat citra kampusnya meningkat. Mobil masih menjadi ukuran status sosial di masyarakat. Sehingga sebuah mobil mewah dengan label kampus akan mewakili citra diri kampus tersebut. Hal lainnya adalah, Pak Rektor Unipdu ini pastilah orang yang bangga dengan kampusnya. Sehingga label kampus yang melekat pada mobilnya tidak membuat harga dirinya jatuh. Beberapa orang biasanya akan merasa turun harga dirinya bila menggunakan mobil kampus. Biasanya hal ini terjadi bila dia tidak cukup percaya diri bila kampusnya memiliki citra positif. Bisa juga dia menempatkan harga dirinya di atas citra kampusnya. Sehingga dia merasa tidak nyaman berafiliasi dengan label kampusnya sendiri. Bila pimpinannya saja tidak bangga dengan kampusnya, bagaimana dengan bawahan dan mahasiswanya? Do you? Tetapi contoh Rektor Unipdu dengan sticker  label kampus di mobilnya itu mungkin hanya sebagian kecil saja dari kebanggaan seorang rektor terhadap lembaganya. Tidak banyak rektor yang mau memasang label kampusnya di mobil dinas, apalagi mobil pribadinya. Mengapa Rektor Unipdu mau menempeli mobilnya dengan sticker kampus? Yang pasti karena rektor di kampus tersebut sekaligus adalah pendiri dan pemiliknya. Jadi wajar bila sense of belonging Pak Rektor menjadi tinggi. Benarkah begitu? Entahlah. Tulisan ini juga bukan tulisan ilmiah yang harus didasarkan atas teori dan kajian ilmiah. Salam bangga pada kampusmu. Do you?

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun