Jean Piaget adalah seorang psikolog perkembangan asal Swiss yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan dan psikologi modern. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah teori perkembangan kognitif yang menjelaskan bagaimana anak-anak membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Piaget percaya bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang ditransfer secara pasif dari orang dewasa kepada anak, melainkan dibangun secara aktif melalui pengalaman.
  Dalam teori Jean Piaget, asimilasi adalah proses kognitif di mana individu memasukkan informasi atau pengalaman baru ke dalam skema (struktur mental) yang sudah ada tanpa mengubah skema tersebut secara fundamental. Proses ini membantu seseorang memahami dunia dengan cara mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam kerangka berpikir yang telah dibentuk sebelumnya, memperluas pemahaman yang ada tanpa menciptakan struktur berpikir baru.
1.Pengertian Asimilasi Menurut Piaget
  Secara sederhana, asimilasi adalah proses mental di mana seseorang memasukkan informasi baru ke dalam struktur kognitif atau skema yang sudah ada tanpa mengubah skema tersebut.
  Dalam proses asimilasi, anak mencoba memahami pengalaman baru dengan menyesuaikannya ke dalam skema yang telah dimilikinya. Dengan kata lain, asimilasi terjadi ketika seseorang berusaha menafsirkan dunia luar sesuai dengan pola pikir yang sudah ada, bukan dengan menciptakan pola baru.
2.Peran Asimilasi dalam Perkembangan Kognitif
  Piaget menekankan bahwa perkembangan kognitif merupakan hasil interaksi antara asimilasi dan akomodasi. Kedua proses ini bekerja secara berkesinambungan untuk menjaga keseimbangan mental atau yang disebut sebagai equilibrium.
  Asimilasi yaitu memasukkan pengalaman baru ke dalam pola lama yang sudah dikenal.
  Akomodasi yaitu menyesuaikan atau mengubah pola lama agar cocok dengan pengalaman baru.
  Asimilasi sangat penting bagi anak untuk memberikan rasa stabil dalam cara anak memahami dunia.Dengan asimilasi, anak dapat menghubungkan hal-hal baru dengan apa yang sudah mereka pahami sebelumnya, sehingga pengetahuan mereka terus bertambah secara bertahap.
3.Contoh Asimilasi dalam Kehidupan Sehari-hari
  Untuk lebih mudah memahami, berikut beberapa contoh penerapan asimilasi dalam kehidupan anak:
A.Anak dan hewan peliharaan
  Seorang anak kecil yang sudah mengenal anjing mungkin memiliki skema bahwa hewan berkaki empat dengan bulu adalah "anjing". Ketika ia melihat kucing untuk pertama kali, ia mungkin menyebut kucing itu sebagai "anjing". Ini adalah bentuk asimilasi, karena ia berusaha memasukkan pengalaman baru (melihat kucing) ke dalam skema lama (anjing).
B.Belajar menggunakan benda baru
  Seorang bayi yang terbiasa menggenggam mainan berbentuk bola, ketika diberi mainan berbentuk kubus, ia tetap menggenggamnya dengan cara yang sama. Ia belum menyesuaikan cara genggamannya, melainkan hanya memasukkan pengalaman baru ke dalam pola lama.
C.Belajar membaca
  Anak yang baru belajar membaca sering kali berusaha membaca kata baru dengan pola ejaan yang sudah ia kenal. Misalnya, ia mengenal pola "ba", "bi", "bu", lalu saat melihat kata "be", ia mungkin membacanya dengan pola lama.
D.Matematika dasar
  Anak yang sudah tahu cara menjumlahkan dengan jari bisa saja mencoba mengatasi soal penjumlahan yang lebih besar dengan cara yang sama. Ia mengasimilasi konsep baru (angka lebih besar) dengan metode lama (menghitung dengan jari).
E.Bahasa
  Seorang anak yang baru belajar berbicara mungkin menggunakan kata yang sama untuk benda berbeda karena ia mengasimilasi pengalaman baru ke dalam kosakata terbatas yang ia miliki. Misalnya, menyebut semua minuman sebagai "susu".
  Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa asimilasi adalah langkah awal bagi anak untuk memahami sesuatu.
4.Hubungan Asimilasi dan Akomodasi
  Asimilasi tidak dapat dipisahkan dari akomodasi. Keduanya adalah dua sisi dari koin yang sama.
  Pada awalnya, anak menggunakan asimilasi untuk mencoba memahami hal baru dengan cara lama.
  Jika pengalaman tersebut tidak dapat sepenuhnya dipahami dengan cara lama, maka anak perlu akomodasi, yaitu mengubah skema atau menciptakan skema baru.
  Keseimbangan antara keduanya menciptakan keadaan seimbang dalam pemahaman. Proses inilah yang mendorong perkembangan intelektual dari satu tahap ke tahap berikutnya.
5.Relevansi Konsep Asimilasi dalam Pendidikan
  Dalam konteks pendidikan, pemahaman tentang konsep asimilasi sangat penting. Guru dan orang tua perlu memahami bahwa anak tidak langsung bisa menerima informasi baru begitu saja, melainkan akan mencoba menghubungkannya dengan apa yang sudah mereka ketahui.
6.Kritik terhadap Konsep Asimilasi
  Walaupun teori Piaget sangat berpengaruh, beberapa ahli mengkritisi konsep asimilasi karena dianggap terlalu menekankan pada kemampuan individu membangun pengetahuan sendiri. Dalam praktiknya, lingkungan sosial, budaya, dan peran orang dewasa (seperti guru dan orang tua) memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan kognitif anak.
  Namun demikian, konsep asimilasi tetap relevan karena memberikan gambaran jelas mengenai bagaimana pikiran anak bekerja ketika berhadapan dengan pengalaman baru.
  Kesimpulannya yaitu Konsep asimilasi dalam teori Jean Piaget adalah proses mental di mana individu berusaha memahami pengalaman baru dengan memasukkannya ke dalam kerangka atau skema lama yang sudah ada. Proses ini sangat penting dalam perkembangan kognitif karena menjadi dasar bagi anak untuk menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya.
  Meskipun sering menghasilkan pemahaman yang keliru pada awalnya, asimilasi merupakan langkah penting menuju pemahaman yang lebih matang. Dengan adanya akomodasi, anak dapat memperbaiki atau menambah skema baru sehingga tercapai keseimbangan (equilibrium).
  Dalam dunia pendidikan, pemahaman terhadap asimilasi membantu guru dan orang tua untuk menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, menghargai kesalahan sebagai proses belajar, serta mengaitkan materi baru dengan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
  Dengan demikian, asimilasi bukan sekadar konsep teoretis, tetapi sebuah landasan penting yang menjelaskan bagaimana manusia, khususnya anak-anak, membangun pengetahuan dari waktu ke waktu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI