Setiap negara memiliki sejarah. Bisa kelam bisa juga cemerlang. Dalam sejarah itu, pasti juga dicatat pemimpin perjuangan mencapai kemerdekaan dan yang menjabat kepala negara. Seperti di awal saya katakan, masing-masing kepala negara itu kadang membawa satu bangsa menuju kecermelangan tapi juga kekelaman.
Nelson Mandela misalnya. Dia adalah tokoh yang memperjuangkan nasib para kulit hitam yang teraniaya di negara mereka sendiri -- Afrika Selatan- dibawah apartheid. NM pernah mengalami penyiksaan saat dipenjara. Saat dia dibebaskan dan perjuangannya berhasil, dan dia menjadi presiden, dia berupaya untuk rekonsiliasi -- antara para apartheid dengan warga kulit hitam yang mereka aniaya itu-. Menurutnya rekonsiliasi itu penting sebagai pelepasan katub dendam yang mungkin selama ini membelenggu mereka. Saat menjadi presiden dia juga membatasi dirinya untuk hanya memerintah sebentar saja dan kemudian hanya menjadi tokoh masyarakat.
Namun ada pemimpin membawa masa kelam bagi rakyatnya. Kita contohkan masa Ferdinand Marcos yang memimpin dengan otoriter dan sangat korup. Saat itu banyak warga yang merasa tidak terlindungi disamping kesejahteraan sosial yang tidak bisa mereka raih.
Indonesia juga sama, kita juga mengalami banyak masa yang seharusnya mengasah kita menjadi lebih baik. Ada masa pemimpin yang otoriter, masa pemimpin nasionalisme yang tinggi, masa pemimpin yang memberi kebebasan bagi kaum fundamentalis berkembang dengan leluasa dan lain sebagainya.
Namun dari semua masa yang sudah kita lampaui, dua hal yang tidak bisa dianggap enteng adalah soal agama dan dasar negara kita Pancasila. Bahkan dalam Pancasila, hubungan kita dengan Allah disebutkan pertama kali yaitu Ketuhanan Yang maha Esa. Ini menginsyaratkan bahwa komponen agama itu sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Hal kedua adalah Pancasila. Memang pada masa Orde Baru, pemimpin negara ini mengharuskan untuk pelajaran Pancasila pada masa orientasi mahasiswa. Begitu juga dalam pelajaran-pelajaran sekolah dan lain sebagainya. Penekanan pada pentingnya Pancasila bukan hal yang salah malah sangat baik, jika kita bandingkan dengan masa kini yang terkesan kendor.
Begitu juga agama yang merupakan basis dalam kehidupan. Agama memang diajarkan baik disekolah maupun di rumah, karena akhlak dan moral adalah hal yang sangat mendasar dan penting bagi manusia. Banyak sekali kenakalan remaja terjadi karena basis akhlak dan moral yang tidak tidak kuat, sehingga pendidikan agama di sekolah dan implementasinya di keluarga sangat penting.Â
Begitu juga dunia pendidikan pada umumnya --termasuk pengelola sekolah dan para guru- agar tetap memegang Pancasila sebagai arah dalam bertindak sebagai warga negara- terlepas dari siapapun pemimpin negara kita.