Mohon tunggu...
chika chintiaferari
chika chintiaferari Mohon Tunggu... Jurnalis - kompasiana

chika chintia ferari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu Aku Rindu

20 September 2019   12:06 Diperbarui: 20 September 2019   12:11 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kerinduanku Denganmu Ibu

Aku meneruskan menuntut ilmu sesudah MAN di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan diwajibkan satu tahun untuk berada di mabna. kuhabiskan waktuku setiap harinya di mabna, tepatnya di mabna Ummu Salamah. Disini aku menemukan kehidupan baru dengan teman baru di berbagai daerah. Banyak suka dan duka yang kulewati.
Disaat jauh dari rumah seperti ini, Saya merindukan sosok wanita terhebat dihidupku, yaitu ibu.
Demi membahagiakannya dan mempersiapkan masa depanku aku rela meninggalkannya.
Aku sungguh sangat rindu. Rindu dengan mu ibu. Sekarang aku hanya bisa menelfon, mendengar suara halusnya dan seakan air mata selalu tidak bisa kutahan. Sesingkat candaan dan percakapan di telfon setiap malamnya seolah aku menimang rindu di pangkuan ibu.
Aku selalu berdoa agar ibu diberi kesehatan lahir batin, dijauhkan dari segala bahaya, dilancarkan rezekinya dan diberi perlindungan oleh tuhan. Mungkin aku hanya bisa berdoa. Tetapi suatu saat aku akan membuktikan padamu, ibu. aku bisa membahagikan mu dan membuatmu tersenyum di masa tuamu nanti.
Tanah rantau yang disebut-sebut sebagai tanah tempat orang dewasa lahir itu benar adanya. Membiasakan hidup mandiri tanpa bisa mengeluh dan merengek. Kadang ngerasa capek dengan berbagai kegiatan tapi aku selalu mengingat ibu. Lelahnya dia kerja kerasnya dia akan kuingat setiap harinnya.
" Bu, anakmu sedang menyusun masa depan, hingga siap untuk pulang pulang." Akan ada senyum yang akan kau samarkan dalam cita-citaku.
 Akan ada banyak potongan cerita dan canda yang kusiapkan untukmu, brsamamu di masa tua nanti. Dan akan ada senyum di bibirmu nanti. Aku akan membuktikan semuanya. Ini bu... jiwa yang kau kandung selama sembilan bulan lamanya sekarang tumbuh menjadi seseorang yang kau inginkan.
Walau aku tau baktiku sangat jauh dari kata cukup dan bahkan tak pernah bisa. Maafkan aku ibu
Walaupun jarak berjauhan dan bertemupun sulit. Aku berjanji sekuat tenaga untuk membahagiakanmu. Doamu disetiap harinya untukku selalu menyertai langkahku menuju kesuksesanku kelak . Terimakasih ibuku .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun