a. Implikasi Sosial
 Media sosial menjadi arena baru bagi ibu untuk membangun jaringan sosial. Fenomena ini memindahkan sebagian fungsi arisan, pengajian, dan pertemuan komunitas ke ruang daring. Hal ini memperluas partisipasi sosial ibu sekaligus menggeser pola interaksi tatap muka.
b. Implikasi Ekonomi
 Ibu-ibu bertransformasi dari konsumen menjadi prosumer (Toffler, 1980). Melalui media sosial, mereka dapat menjalankan UMKM digital, menjadi reseller, atau melakukan live shopping. Kemenparekraf (2025) mencatat bahwa kontribusi perempuan dalam ekonomi kreatif digital meningkat 23% dibanding tahun sebelumnya.
c. Implikasi Psikologis
 Eksistensi di media sosial memberikan ruang aktualisasi diri. Namun, tekanan untuk selalu tampil sempurna juga memunculkan masalah psikologis: kecemasan sosial, stres, hingga adiksi digital (Andreassen, 2015).
d. Implikasi Kebijakan
 Fenomena ini menuntut kebijakan literasi digital, khususnya bagi ibu rumah tangga, agar mampu mengelola privasi, keamanan data, dan etika komunikasi daring (Kominfo, 2025). Selain itu, regulasi live commerce juga diperlukan untuk melindungi konsumen dan pelaku usaha kecil.
3. Dampak bagi Rumah Tangga
Dampak Positif
- Membuka sumber pendapatan tambahan keluarga.
- Memberi inspirasi kreatif bagi anak.
- Memperluas jejaring sosial keluarga.
Dampak Negatif
- Potensi berkurangnya waktu berkualitas dengan pasangan dan anak.
- Distraksi domestik: ibu lebih sibuk memikirkan konten daripada pekerjaan rumah.
- Konflik rumah tangga akibat cemburu sosial atau ketidakseimbangan peran gender.