Mohon tunggu...
Chika Aulia
Chika Aulia Mohon Tunggu... Siswa

Halo! Saya merupakan seseorang yang menyukai dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru bagi saya. Hobi saya antara lain adalah mendengarkan musik yang memberikan getaran semangat, merajut, dan menonton drama/film. Saya merupakan seseorang yang ingin melawan rasa malas. Terimakasih!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Ibu-ibu Eksis di Media Sosial: Identitas, Implikasi, dan Dampaknya bagi Rumah Tangga

21 Agustus 2025   15:17 Diperbarui: 21 Agustus 2025   15:25 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Identitas Digital (Turkle, 2011) menggarisbawahi bahwa ruang digital memungkinkan individu membangun identitas alternatif yang mungkin berbeda dari realitas sehari-hari.

4. Ekonomi Perhatian (Davenport & Beck, 2001) menjelaskan bahwa perhatian audiens menjadi mata uang baru dalam ekosistem digital. Konten ibu-ibu yang viral adalah bagian dari logika algoritma ekonomi perhatian.

5. Feminist Media Studies (van Zoonen, 1994) menempatkan media sebagai arenan gender. Eksistensi ibu di media sosial bisa dibaca sebagai bentuk negosiasi atas peran domestik-tradisional.

Sejumlah penelitian terdahulu relevan dengan fenomena ini. Nasrullah (2017) menegaskan bahwa media sosial membentuk pola komunikasi baru dalam keluarga Indonesia. Baim (2015) menjelaskan keterhubungan digital mempengaruhi kualitas hubungan interpersonal. Andreassen (2015) menunjukkan adanya risiko kecanduan media sosial terhadap kesehatan mental. Sementara laporan Kemenparekraf (2025) menyoroti kontribusi signifikan perempuan dalam ekonomi kreatif berbasis digital.

Namun, gap penelitian terlihat pada kurangnya fokus khusus terhadap fenomena eksistensi ibu rumah tangga di media sosial Indonesia, baik dalam perspektif identitas digital maupun dampaknya pada rumah tangga. Artikel ini berusaha mengisi celah tersebut.

Metodologi

Artikel ini menggunakan pendekatan kajian literatur dengan metode deskriptif-analitis. Sumber data meliputi:

  • Data kuantitatif dari APJII (2025), Data Portal (2025), dan laporan resmi pemerintah (Kominfo, Kemenparekraf).
  • Literatur akademik dari jurnal internasional dan nasional mengenai media sosial, gender, komunikasi digital, dan psikologi.
  • Analisis teoritis menggunakan kerangka uses and classification, identitas digital, dan ekonomi perhatian.

Metodologi ini dipilih untuk memahami fenomena ibu-ibu eksis di media sosial secara konseptual tanpa melakukan survei lapangan, sehingga hasilnya berupa interpretasi teoritis dan pemetaan implikasi.

Pembahasan

1. Mengapa Ibu-ibu Sangat Eksis di Media Sosial?

Dari sudut pandang media sosial, terdapat sejumlah faktor yang mendorong ibu-ibu untuk eksis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun