Mohon tunggu...
Cakrawala Muda
Cakrawala Muda Mohon Tunggu... LIputan

Pendidikan Dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

"Katanya Halal, Tapi Kok Bikin Gelisah? Realita Pahit di Balik Dunia Crypto dan Investasi Digital"

8 Oktober 2025   09:38 Diperbarui: 8 Oktober 2025   09:38 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Narasumber: M Imam Muddin 

Ketika Cuan Nggak Lagi Bikin Tenang

"Katanya halal, tapi kok hati masih nggak tenang, ya?"

Kalimat itu sering muncul di kepala saya waktu pertama kali terjun ke dunia crypto trading.

Awalnya semua terasa keren --- grafik naik bikin semangat, grup Telegram rame, notifikasi profit bunyi terus. Tapi makin saya kejar cuan, makin saya ngerasa kosong.

Waktu harga crypto jatuh bebas dan aset saya anjlok sampai 60% dalam beberapa minggu, saya baru sadar...

Saya nggak sedang berinvestasi, saya sedang bermain spekulasi.

Dan di situlah kegelisahan itu mulai

 tumbuh.

Realita yang Banyak Diabaikan!!

Bagi banyak anak muda, investasi digital itu simbol kebebasan finansial.

Dari crypto, NFT, sampai saham asing --- semuanya keliatan keren dan "masa depan banget."

Tapi jarang yang sadar, bahwa di balik tampilan modern dan profit cepat, ada sisi spiritual yang sering diabaikan.

Saya mulai mikir:

> "Kalau cara dapetnya aja udah nggak jelas, masih bisa dibilang berkah nggak?"

Dalam Islam, setiap aktivitas ekonomi diatur lewat fiqh muamalah, di mana ada larangan terhadap riba, gharar (ketidakjelasan), dan maysir (spekulasi).

Dan setelah saya pelajari lebih dalam, banyak transaksi crypto justru mengandung dua hal terakhir itu. Nilainya bisa naik-turun tanpa dasar riil, dan keputusan beli-jual sering cuma karena "katanya bakal naik."

Alias, judi versi digital yang dibungkus k

ata investasi.

Titik Balik: Dari Crypto ke Saham Syariah

Setelah melewati banyak dilema batin, saya akhirnya berhenti dari crypto trading.

Bukan karena rugi, tapi karena saya capek hidup dalam ketidakpastian spiritual.

Saya mulai belajar dan beralih ke saham syariah, di mana setiap transaksinya jelas, terpantau, dan diawasi oleh Dewan Syariah Nasional -- MUI serta OJK.

Bedanya terasa banget.

Bukan cuma tenang secara finansial, tapi juga damai secara batin.

Saya sadar bahwa keberkahan itu bukan soal angka yang terus naik, tapi soal cara yang diridai.

Dalam kajian fiqh saya yang dibimbing langsung oleh Bapak Muhammad Aulia Kemal Fasas, Lc., M.A., selaku pengampu mata kuliah Masail Fiqhiyah, saya makin memahami bahwa hukum halal dan haram dalam ekonomi Islam bukan sekadar teori --- tapi kompas hidup.

Prinsip-prinsipnya nyata: melindungi keadilan, menghindari riba, dan menjaga keberkahan.

Refleksi: Ujian Cuan di Era Digital

Jujur aja, di era serba cepat ini, godaan "untung besar dalam waktu singkat" susah banget ditolak.

Apalagi buat kita, generasi yang tumbuh di media sosial, di mana semua orang pamer hasil trading tapi jarang yang cerita soal stres, rugi, dan kehilangan arah.

Banyak yang nggak sadar,

> "Nggak semua yang viral itu halal."

Padahal, inilah ujian terbesar generasi digital: memilih antara cuan instan atau keberkahan jangka panjang.

Kalau dulu orang diuji dengan kemiskinan, sekarang kita diuji dengan kekayaan yang datang terlalu cepat --- tanpa landasan nilai.

Keberkahan Itu Nggak Bisa Dikejar, Tapi Dijalani

Dari pengalaman ini, saya belajar satu hal:

Uang bisa bikin hidup lebih mudah, tapi cuma keberkahan yang bikin hati tenang.

Jadi, kalau kamu lagi semangat main crypto, investasi digital, atau trading harian, coba berhenti sebentar.

Tanyakan ke diri sendiri:

> "Apakah ini demi cuan, atau demi keberkahan?"

Karena pada akhirnya, rezeki bukan soal jumlah, tapi soal nilai di hadapan Allah.

Dan kadang, kehilangan uang jauh lebih ringan daripada kehilangan keberkahan.

Gimana Menurutmu?

Apakah kamu juga pernah ngerasa gelisah saat berinvestasi di dunia digital?

Atau punya pandangan lain soal hukum halal-haram dalam crypto dan saham?

Tulis pendapatmu di kolom komentar, yuk --- biar kita bisa belajar bareng tentang makna keberkahan di era digi

tal!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun