Mohon tunggu...
Widya Kurnia Ulfa
Widya Kurnia Ulfa Mohon Tunggu... Penulis - Founder ISLA (Islamic Literacy Academy), Chief Strategy Offficer SYE NTB, Activist Dakwah, Book Reader/Writer/Reviewer.

Saya seorang founder dari sebuah komunitas literasi, yaitu Islamic Literacy Academy (ISLA). Saya menaruh minat penuh pada dunia literasi. Saya sudah menulis 10+ buku antologi dan 1 buku solo. Saat ini kesibukan saya menjadi konten kreator bookstagram.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Marketplace Guru: Solusi Baru atau Polemik Baru?

15 Juni 2023   21:45 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:55 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Marketplace guru adalah terobosan baru dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim yang didaptkan dari hasil rapat besar bersama Komisi X DPR pada Rabu, 24 Mei 2023. Apakah ini adalah tanda-tanda kemaslahatan guru akan segera terwujud?

Ide baru marketplace guru ini akan menjadi wadah bagi guru-guru yang memenuhi syarat verifikasi sehingga dapat masuk ke database dan dengan mudah diakses oleh seluruh sekolah. Sederhananya, marketplace guru ini adalah wadah yang mempertemukan sekolah yang sedang mencari guru dengan guru yang mencari sekolah. Bisa juga diibaratkan dengan sistem belanja online, pertemuan antara penjual dan pembeli. Bedanya, marketplace guru ini menyediakan jasa.

Dalam pelaksanaannya, yang diperkirakan akan mulai berlaku pada tahun 2024 mendatang, marketplace guru ini memberikan syarat kepada golongan guru tertentu. Adapun dua golongan guru yang dapat masuk ke database marketplace guru adalah sebagai berikut:

  • Guru Lulusan PPG Prajabatan

Guru yang dimaksud adalah guru yang telah lulus dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai calon guru ASN. Program PPG ini dapat ditempuh setelah lulus dari S1 kemudian mengambil Pendidikan Profesi Guru (PPG) selama 2 semester (1 tahun).

  • Guru Honorer yang Lulus Seleksi

Guru honorer yang dimaksud adalah guru honorer yang telah mengikuti tes untuk calon guru ASN dan telah dinyatakan lulus seleksi. (detik.com, 09/06/2023)

Marketplace Guru Hanya Solusi di Permukaan

Kemunculan isu marketplace guru ini menambah semarak polemik di negeri ini. Semenjak kepemimpinan Nadiem Makarim menjabat menjadi menteri pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi telah banyak kebijakan-kebijakan yang dicetuskannya. Tak jarang juga setiap kebijakan yang dihasilkan mendapat banyak pro dan kontra, tak terkecuali yang terbaru ini, marketplace guru.

Dilantik sejak tahun 2019, Nadiem Makarim telah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diusungnya untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Sebut saja yang paling populer, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program MBKM ini digaungkan menjadi program unggulan Nadiem Makarim selama jabatannya. Namun ternyata level program unggulan saja menuai banyak kritik.

Pasalnya, MBKM yang dirancang untuk meningkatkan kualitas SDM ternyata justru tidak menyentuh dasar permasalahan sama sekali. Dalam program MBKM, banyak sekali perombakan secara administratif dan teknis. Program yang sebenarnya tak jauh berbeda dari Mendikbud sebelumnya yang juga pernah diterapkan. Yakni, perubahan sistem UN  menjadi Assesmen, peringkasan RPP menjadi satu lembar, hingga sistem zonasi yang diterapkan.

Dari sini kita sudah bisa menilai, antara pelaksanaan program MBKM dengan tujuan yang dirancang sudah tidak memperlihatkan kesinambungan. Bagaimana bisa peningkatan kualitas SDM yang befokus pada karakter, adab, dan juga moral dapat tercapai dengan mengganti UN, memangkas RPP, serta sistem zonasi? Sebuah pemecahan masalah yang hanya pada tataran permukaan, padahal masalah yang harus diselesaikan telah mencapai tingkat mendasar.

Maka adalah wajar jika melihat track record sebelumnya, banyak yang meragukan konsep baru yang diusung oleh Nadiem Makarim, yakni marketplace guru. Sebelum gagasan tersebut diterapkan, telah banyak yang memprediksi kemungkinan terburuk yang akan terjadi yang semakin menambah polemik sistem pendidikan di Indonesia.

Pengamat pendidikan, Darmaningtyas mengkritik tajam gagasan baru marketplace guru oleh Nadiem Makarim. Menurutnya, marketplace guru akan menimbulkan perlakuan komoditas pada guru itu sendiri. "Guru bukan barang komoditas, tidak pantas bila proses perekrutannya dilakukan seperti barang online. Tinggal klik-klik saja, jika suka dan sesuai keinginan maka proses berlanjut. Sedangkan guru tidak bisa seperti itu." Ujarnya kepada wartawan beritasatu.com, (13/06/2023).

Selanjutnya, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriawan Salim memberi tanggapan terkait marketplace guru. Menurutnya ide baru Nadiem makarim tersebut belum dapat menuntaskan persoalan rekrutmen dan distribusi guru di Indonesia. Justru menurut Satriawan, langkah baru ini membuktikan pemerintah semakin melempar tanggungjawabnya kesana kemari. "Marketplace guru ini sebagai bentuk pelarian tanggungjawab pemerintah. Guru yang sudah lulus PPPK yang belum mendapat formasi dari Pemda malah disuruh mengantre lagi dalam pasar "perdagangan manusia"." Kata Satriawan kepada wartawan detik.com, (13/06/2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun