Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Belajar

Seorang pekerja migran yang beralih profesi menjadi pendamping belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ada Apa di Causeway Bay?

9 September 2012   13:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:42 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13471859371314791188
13471859371314791188
Stasiun MTR Jordan (dok. Aulia)
13471866841289064612
13471866841289064612
Daleman-nya MTR (dok. Aulia)
1347187195663602223
1347187195663602223
Menunggu kereta datang (dok. Aulia)

Gaduh, tergesa-gesa. Semua berlomba melewati loophole. Dan setelah itu 'bummhh'. Suara dentuman pintu MTR yang terkatup kembali. Ah tiba-tiba aku ingat pesan singkat dari temanku minggu lalu.

"Ada orang kecepit pintu MTR!"

"Haaa? Dimana..dimana itu?"

"Shau Kei Wan."

"Gimana..gimana keadaannya sekarang?"

"Udah diangkut ambulan. Yang aku tahu begitu 'nyadar' ada orang kejepit, pintu MTR-nya mbuka lagi. Trus semua orang ribut. Tau-tau, serombongan petugas datang membawa tandu."

Ngeri jadinya inget pesan pendek temanku minggu lalu. Maka aku selalu berusaha sekalem mungkin ketika memasuki kereta. Begitu sirine tanda keberangkatan dibunyikan, aku lebih memilih mundur. Bukan berebutan masuk.

Causeway Bay. Tujuanku kali ini. Sebuah bank swasta yang berkantor dekat kantor konsul RI itulah tujuanku. Saatnya menambah pundi-pundi yang lama menunggu untuk diisi. Selama perjalanan, kuedarkan pandanganku. Mataku terantuk pada gadis berbaju seksi. Gaun hitam ketat strapless tampak manis membalut tiap lekuk tubuhnya. Stiletto yang sepertinya bermerek tampak membalut kakinya. Dan sebuah tato cupid melintang manis di punggungnya yang terbuka.

"Mas, aku tes kirim duit patang puluh juta. Bar iki ojo njaluk-njaluk neh. Sebah aku nuruti karepmu." (Mas, aku baru saja kirim uang empat puluh juta. Habis ini jangan minta-minta lagi. Muak aku menuruti kemauanmu)

Gadis itu berbicara dengan sebuah 'Galaxy' tipe terbaru melekat di telinganya. Ah, dia bukan berbicara. Tapi tepatnya lagi marah-marah sama seseorang yang dipanggilnya 'mas' diujung telepon sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun