Dalam dunia digital yang berkembang pesat, aplikasi harus mampu menangani peningkatan jumlah pengguna dan data tanpa mengalami penurunan performa. Arsitektur yang tepat memungkinkan sistem untuk di-scale secara efisien.
Contoh: Microservices Architecture memungkinkan perusahaan seperti Netflix dan Amazon untuk menjalankan layanan secara independen, sehingga aplikasi dapat menangani lonjakan lalu lintas tanpa mengganggu keseluruhan sistem.
2. Mempermudah Maintenance & Pengembangan
Aplikasi yang buruk arsitekturnya sering kali sulit untuk diperbaiki dan dikembangkan. Dengan arsitektur yang baik, tim pengembang dapat dengan mudah memahami, memperbaiki bug, atau menambahkan fitur baru tanpa mengganggu bagian lain dari sistem.
Contoh: Layered Architecture digunakan dalam aplikasi perbankan agar tim backend dapat bekerja pada sistem transaksi tanpa mengubah tampilan UI (User Interface).
3. Meningkatkan Keamanan
Arsitektur perangkat lunak juga berperan dalam melindungi data sensitif. Dengan memisahkan komponen yang menangani informasi rahasia, risiko kebocoran data dapat dikurangi.
Contoh: API Gateway dalam sistem perbankan memastikan bahwa hanya permintaan yang sah yang bisa mengakses sistem backend, mengurangi risiko serangan siber.
4. Meningkatkan Kinerja & Efisiensi
Arsitektur yang baik memungkinkan sistem berjalan lebih cepat dan lebih efisien dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal.
Contoh: Event-Driven Architecture yang digunakan di WhatsApp dan Facebook memungkinkan pesan dikirim dan diterima secara real-time tanpa membebani server utama.