Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pedang Bermata Dua Media Sosial dalam Bencana M 5.6 Cianjur

2 Desember 2022   08:04 Diperbarui: 2 Desember 2022   10:29 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret kerusakan di jalur Puncak, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat: KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN

Kehadiran sosial media ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ia mendatangkan manfaat. Di sisi berbeda, bisa menjadi sumber petaka.

Dua sisi dari perangkat teknologi yang sama itu tidak terkecuali terjadi dalam konteks tragedi bencana alam di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) lalu.

Gempa bumi M 5.6 itu sudah merenggut nyawa 328 orang dan 12 di antaranya belum diketahui statusnya. Sebanyak 114.414 orang harus mengungsi. Angka tersebut diprediksi akan terus bertambah.

Di tengah derita dan simpati yang mengemuka dari mana-mana, tersiar sejumlah kabar kontradiktif yang membuat kita bertanya-tanya dan pada gilirannya hanya bisa mengelus dada.

Dari berbagai lini sosial media kita menangkap aneka potret kesulitan yang dialami di lokasi bencana. Ratap dan tangis orang-orang yang kehilangan sanak saudara dan materi. Perjuangan banyak orang untuk mengatasi berbagai keterbatasan agar bisa menjangkau titik-titik kritis yang terdampak.

Kita juga bisa menemukan dengan mudah soliditas dan solidaritas kepada para korban yang melampaui berbagai sekat, baik status sosial, pangkat, golongan, ras, agama, bahkan kewarganegaraan.

Berbagai unsur yang kerap memisahkan saya dan anda, kami dan kamu, kita dan mereka, melebur. Semua bergerak dalam dan atas nama kemanusiaan.

Di sisi berbeda, dalam situasi duka seperti ini, kita pun diinterupsi oleh kabar-kabar tak sedap. Isu-isu liar bermunculan mulai dari kristenisasi terselubung hingga penolakan terhadap relawan karena berbeda agama.

Akun Twitter @Yoaann misalnya, mengunggah cuitan begini.

"Akan lebih baik, yang saling tolong menolong di Cianjur baiknya sesama muslim deh jangan selain muslim. Di khawatirin kejadian kaya saya kemarin."

"Saya ini internist dikirim kesana oleh organisasi, sampe sana. Masy malah nanya agama, saya jawab katolik. Haram kata mereka."

Belakangan, dari berbagai pemberitaan yang sudah mencari tahu kebenaran, postingan tersebut dianggap tidak berdasar. Hoax. Akun tersebut pun diidentifikasi palsu dan tak bisa lagi diakses.

Manajemen darurat

Patut diakui media sosial (medsos) sudah mengubah cara kita berkomunikasi dan mengkonsumsi berita, terutama saat terjadi bencana.

Medsos sejatinya adalah perangkat digital interaktif dengan daya sebar yang cepat. Sifatnya yang interaktif memungkinkan terjadinya dialog dan pertukaran informasi, baik di antara pengguna (konsumen) atau pembuat pesan.

Hal ini tidak kita temukan di berbagai media tradisional seperti surat kabar dan televisi. Saluran tradisional itu bersifat satu arah, berbeda dengan sosmed yang memungkinkan interaksi dua arah atau bahkan lebih.

Dengan karakteristik seperti itu, medsos sesungguhnya sangat membantu dan berperan penting. Informasi terkait kebencanaan bisa cepat tersebar. Sebelum tersiar di televisi atau tercetak di surat kabar, informasi itu sudah bisa tersaji di berbagai lini medsos.

Hebatnya, pertukaran itu tidak hanya menggunakan format teks, tetapi juga audio, gambar dan video. Apa yang terjadi di lokasi bencana bisa dikonsumsi dengan cukup utuh oleh para pengguna lainnya sekalipun terpisah oleh jarak dan waktu.

Sebagai saluran komunikasi baru medsos pun seharusnya membuka peluang untuk terlibat dalam berbagai peran lain berikut.

Menjadi sarana untuk memperluas informasi dan peringatan terkait kebencanaan. Sosmed membuat setiap orang tidak lagi bergantung pada pilihan sumber tunggal, yang terkadang terkendala untuk memberikan update secara cepat.

Medsos berperan sebagai bagian dari manajemen darurat. Tidak hanya mengeluarkan komunikasi darurat dan peringatan dini (sebagaimana bisa kita temukan dengan mudah saat terjadinya gempa bumi melalui sejumlah akun media sosial BMKG), juga untuk mengabarkan perkembangan situasi di lokasi kejadian.

Dari situ bisa diperkirakan tingkat kerusakan, bantuan yang diperlukan, hingga menggerakan solidaritas baik di kalangan masyarakat luas maupun di antara para relawan.

Dari medsos berbagai saran dan informasi penting seperti nomor telepon darurat, lokasi rumah sakit yang membutuhkan donor darah, jalur evakuasi, dll, bisa dengan mudah dibagikan.

Medsos membantu menggalang aksi kemanusiaan. Pengumpulan dana, donasi, hingga sumbangan material seperti makanan, pakaian, obat-obatan bisa difasilitasi oleh kecanggihan medsos. Orang yang ingin membantu akan tahu kepada siapa ia bisa menyalurkan bantuannya.

Kehadiran medsos semestinya saling melengkapi dalam manajemen risiko dan situasi krisis. Berperan dalam tindakan penanggulangan maupun mitigasi. Pertukaran informasi, koordinasi, dan membangkitkan kesadaran bisa dilakukan pada waktunya alias real time. 

Peran penting medsos tidak hanya sebelum dan saat kejadiaan. Setelah bencana pun, medsos tetap memainkan peran krusial. Ambil bagian dalam proses pemulihan dan rekonstruksi. Misalnya, mengabarkan perkembangan pembangunan infrastruktur (jembatan, jalan, pasokan air, dll) juga trauma  pasca-bencana.

Konten-konten di medsos pun menjadi bahan pembelajaran dan penelitian oleh berbagai pihak untuk menghasilkan pengetahuan yang berguna di masa depan.

Bijak

Sebagaimana disebutkan di awal, kehadiran medsos pun tidak tanpa risiko. Ada banyak konsekuensi yang harus ditanggung ketika medsos begitu diandalkan dalam situasi bencana.

Pertama, penggunaan medsos secara spontan oleh masyarakat memang bisa meningkatkan ketahanan dan solidaritas. Inisiatif positif dan responsif itu mesti dibarengi dengan kesadaran bahwa informasi yang disebarkan itu bisa dibuktikan kebenarannya.

Jangan sampai dalam situasi krisis, medsos justru memperkeruh keadaan. Dengan sekali usap, klik, share, atau tweet, bisa menimbulkan kegaduhan. Membuat krisis semakin kritis.

Kedua, penting kiranya masyarakat pengguna untuk melakukan validasi terhadap setiap informasi yang didapat. Jangan cepat termakan rumor.

Saring sebelum sharing. Cek dan cek lagi kebenarannya sebelum dikonsumsi, apalagi dibagikan. Sebab, ongkos dari sebuah postingan sangat besar. Dari satu postingan dampaknya sangat luas. Sekali informasi salah tersebar, maka laju penyebarannya akan sulit dihentikan.

Untuk itu, penting kiranya untuk tidak lekas berpatok pada akun-akun tertentu yang diragukan validitasnya. Jangan sampai pengguna justru termakan oleh postingan dari akun-akun palsu yang memiliki motif terselubung.

Baiklah pada tahap paling gampang, kita mengacu pada akun-akun resmi yang bisa kita minta pertanggungjawaban dan dijamin kebenarannya.

Sambil berjalannya waktu, pemerintah, organisasi, dan kelompok masyarakat mengembangkan kapasitas medsos sebagai instrumen penting untuk mengolah data yang relevan dengan situasi darurat. Darinya, masyarakat memiliki banyak pilihan terpercaya.

Kampanye pentingnya literasi media (sosial) adalah penting.  Tidak hanya kecepatan dan kecakapan mengakses, tetapi juga kesanggupan mencerna, mengevaluasi, hingga mengkomunikasikan setiap potongan informasi secara bertanggungjawab.

Pada akhirnya, medsos hanyalah alat di tangan manusia. Manusia (pengguna) mestinya menjadi tuan, bukannya diperhamba, apalagi menjadi tumbal dari perangkat yang digunakan sendiri.

Dengan ketajaman budi dan kejernihan nurani, kita menempatkan medsos pada posisi semestinya.  Medsos bukan tujuan, tetapi sarana untuk sesuatu yang semestinya berguna untuk kebaikan bersama, termasuk ketika berhadapan dengan bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun