Kedigdayaan Liverpool juga tercermin dari jumlah tendangan ke gawang yang mencapai 14 percobaan dengan lima di antaranya mengenai sasaran, dan empat di antaranya berujung gol, masing-masing dari Luis Diaz di menit kelima, sepasang gol Mohamed Salah di menit ke-22 dan 85, serta gol pamungkas dari Sadio Mane di menit ke-68. Sementara United hanya bisa melepas dua "shots" dan satu saja mengenai sasaran.
Liverpool menunjukkan pesonanya di babak pertama, seperti saat membungkam Manchester City di semifinal Piala FA pada akhir pekan lalu. Kecepatan, akurasi, dan efektivitas benar-benar terlihat sepanjang 45 menit awal.
Thiago Alcantara, kemudian didapuk sebagai "man of the match," tampil sebagai pemimpin orkestra dari lini tengah yang begitu harmonis dan memukau.
Saat Thiago meninggalkan lapangan untuk digantikan Naby Keita di sepuluh menit akhir, ia mendapat tepuk tangan meriah dari pendukung tuan rumah.
Selain itu, kinerja trio di lini serang, Diaz, Mane, dan Salah tak bisa diremehkan. Pemain yang disebutkan terakhir seperti mendapat kembali hari-hari terbaiknya yang sempat hilang.
"Kami harus kritis terhadap diri kami sendiri karena cara kami bermain di 45 menit pertama tidak sesuai dengan apa yang ingin kami lihat dan apa yang ingin kami mainkan," tandas Rangnick yang mengakui timnya juga kehilangan semua gelandang bertahan dan memutuskan memainkan lima bek.
Absennya Cristiano Ronaldo juga cukup terlihat. Bila tidak, kehadiran pemain senior itu bisa menyuntikan semangat seperti saat United mengalahkan Norwich City dengan Ronaldo mengukir "hat-trick" pada Sabtu, (16/4/2022) lalu.
Belajar respek
Islam memiliki ajaran penting dan inspiratif tentang tiga perkara yakni "hablum minallah", "hablum minannas", dan "hablum minal 'alam". Â Ajaran ini mengarahkan hidup manusia baik secara vertikal dengan yang kuasa, maupun horizontal dengan sesama dan alam ciptaan.
"Hablum minallah" mengajarkan tentang bagaimana manusia seharusnya menjalin hubungan dengan Sang Pencipta. Mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya adalah turunan dari ajaran tersebut.
Perwujudan ajaran tersebut bisa tampak dalam "ubudiyah" atau ibadah, maupun menjalankan syariat, serta mengendalikan hawa nafsu seperti amanat Imam Ghazali.
