Liverpool menghadapi tekanan besar dari luar stadion. Dominasi para fan tuan rumah tidak hanya menekan mereka dengan pekikan, tetapi lebih dari itu mereka meneror secara fisik.
Diaz mendapat serangan saat ia melakukan selebrasi bersama Naby Keita, Andy Robertson, dan Firmino, di hadapan penggemar Benfica. Saat ia berbalik badan, seorang penggemar melempar tongkat ke arahnya.
Diaz mungkin tak menyadari karena begitu larut dalam kegembiraan. Gol pertama di pentas elite itu bersama klub yang mulai dibelanya sejak Januari tahun ini.
Namun, kejadian seperti itu tak hanya sekali terjadi. Ia kembali mendapat sambutan tak mengenakan saat menerima penghargaa  "Man of The Match" setelah peluit akhir dibunyikan.
Sesungguhnya Diaz tak memiliki masalah dengan para penggemar Benfica. Ia hanyalah mantan pemain FC Porto, mantan rival Benfica.
Teror juga diterima Andrew Robertson. Saat mengambil tendangan penjuru, bek kiri itu disambut dengan lemparan pemantik. Rekasi pemain kelahiran Glasgow itu sungguh menarik.
Alih-alih mengecam, ia justru membalasnya dengan sindiran menohok. "Saya dilempari beberapa lighter (geretan/pemantik api) saat tengah mengambil sepak pojok. Mungkin ini akan membuat mereka berhenti merokok - jadi saya akan mengambil sisi positif dari itu!," begitu Andrew melansir BBC.com.
Keunggulan dua gol menjadi modal penting bagi The Reds di leg kedua nanti. Bermain di kandang sendiri, di Stadion Anfield, Si Merah hanya perlu bermain imbang untuk menggenggam tiket semifinal.
Selisih dua gol tentu belum aman. Liverpool harus mengantisipasi "comeback" Benfica seperti saat menyingkirkan Ajax Amsterdam di babak sebelumnya.
Namun, kemenangan itu memberi Liverpool harapan. Tidak hanya kans besar di kompetisi tersebut, tetapi juga peluang meraih empat gelar di tengah padatnya jadwal pertandingan.