Walau mencatatkan penguasaan bola 52 persen, Barca hanya mampu dua kali memberikan ancaman kepada Thibaut Courtois. Berbeda dengan Madrid yang memiliki lima "shots on target."
"Saya tidak senang dengan hasilnya. Saya pikir kami pantas mendapatkan lebih," demikian komentar Koeman usai laga melansir Bbc.com.
Namun, patut diakui, statistik mencatat, penampilan Barca tak lebih baik dari Madrid. Koeman sempat merasa kecewa karena tidak meraih hasil yang diharapkan. Namun, dengan level permainan seperti ini tidak kalah telak tentu sudah lebih dari cukup.
"Dalam pertandingan hari ini kami telah menunjukkan bahwa kami tidak kalah dengan Madrid. Tapi alih-alih unggul 1-0, kami tertinggal 1-0 dan itu memiliki efek besar pada pertandingan."
Tidak kalah secara permainan tetapi ternyata hasil akhir berbicara lain adalah pembelaan Koeman yang tak bisa tidak menghindarinya dari sasaran kemarahan.
"Musim masih panjang dan banyak hal bisa terjadi. Kami harus terus melaju dan memenangkan pertandingan untuk memangkas jarak. Kami sedih hari ini, tapi besok kami mulai bersiap untuk pertandingan berikutnya."
Ia boleh saja merasa seperti masih memiliki masa depan di Catalonia. Pernyataan yang tampaknya terdengar seperti menolak mundur itu sesungguhnya hanyalah kemasan isyarat buruk yang semakin jelas terlihat seperti masih jauh tersamar.
Kekalahan dari Madrid nilainya lebih dari sekadar kehilangan tiga poin. Taruhannya tidak hanya nama baik klub. Tetapi juga nasibnya sendiri.
Ole menolakÂ
Bila Koeman bersikap samar menyembunyikan kepasrahan, tidak demikian dengan Solskjaer. Pria Norwegia itu tegas menolak mundur walau timnya dipecundangi The Reds dengan skor begitu telak.