Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Empat Faktor Kemenangan Manchester City di Markas Chelsea dan Apesnya Bruno Fernandes di Old Trafford

26 September 2021   09:14 Diperbarui: 26 September 2021   13:31 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Manchester City, Ruben Dias (kanan), menanduk bola di hadapan pemain Chelsea, Timo Werner, dalam pertandingan Liga Inggris antara Chelsea vs Man City di Stamford Bridge, London, Sabtu (25/9/20210). Foto: BEN STANSALL/AFP via Kompas.com

Melakoni pekan keenam Liga Primer Inggris di hari yang sama, Sabtu (25/9/2021) malam WIB, duo Manchester menuai hasil berbeda. Menariknya, laga yang melibatkan kedua tim itu berakhir dengan skor identik.

Manchester City sukses membungkam tim kuat Chelsea satu gol tanpa balas. Gol tunggal Gabriel Jesus di menit ke-53, memberi Manchester Biru tiga angka.

Tidak hanya itu, kemenangan tandang di Stamford Bridge ini sekaligus melepaskan belenggu catatan buruk yang membayangi City bersama Pep Guardiola kala bersua The Blues dengan Thomas Tuchel di baliknya.

Belum lewat setahun, City menelan pil pahit kala menyerah di laga pamungkas Liga Champions Eropa musim 2020/2021. Saat itu, The Citizen takluk dengan skor yang sama, dengan Kai Havertz sebagai pembeda.

Walau berbeda pentas dan terjadi di waktu berlainan, hasil ini lebih dari cukup mengakhiri tren minor City yang selalu kalah dalam tiga duel terakhir. Beban terangkat, kepercayaan diri City membuncah. Mereka tak lagi dibayangi statistik inferior. Lebih dari itu, perjalanan mereka untuk mempertahankan gelar menjadi lebih lapang.

Gabriel Jesus (tengah) merayakan gol ke gawang Chelsea, Sabtu (25/9/2021) malam WIB: Dailymail.co.uk
Gabriel Jesus (tengah) merayakan gol ke gawang Chelsea, Sabtu (25/9/2021) malam WIB: Dailymail.co.uk

Sebaliknya, Chelsea yang menjalani musim baru dengan begitu meyakinkan seakan disadarkan. Berbagai puja-puji dan prediksi menjagokan mereka bisa berubah jadi bumerang. Kecanggihan Thomas Tuchel sebagai juru taktik yang kian banyak diidolai tetap tidak lepas dari cela.

Usai laga ini konstelasi klasemen sementara berubah. Raihan poin sempurna ini mengantar City ke posisi kedua. City kini mengemas 13 poin dari enam laga.

Berkat keunggulan selisih gol, City menggeser Chelsea dari puncak ke posisi ketiga. Chelsea berada satu anak tangga di depan Manchester United yang dipermalukan Aston Villa di Old Trafford.

Proses terjadinya gol ke gawang Chelsea dan reaksi yang ditunjukkan Gabriel Jesus dan Antonio Rudiger: Dailymail.co.uk
Proses terjadinya gol ke gawang Chelsea dan reaksi yang ditunjukkan Gabriel Jesus dan Antonio Rudiger: Dailymail.co.uk

Sejumlah faktor

Kedua kubu menurunkan komposisi terbaik. Pelatih City, Pep Guardiola, menampilkan formasi 4-3-3 dengan Ederson di bawah mistar gawang, ditopang kuartet Kylie Walker, Ruben Diaz, Aymeric Laporte, dan Joao Cancelo. David Silva, Rodri, dan Kevin De Bruyne mengawal lini tengah. Ketiganya sekaligus membantu Gabriel Jesus, Jack Grealish, dan Phil Foden di barisan depan.

Sementara itu, Thomas Tuchel, tetap mengandalkan pola 3-5-2. Edouard Mendy yang absen saat Chelsea menghantam Aston Villa di putaran ketiga Piala Liga Inggris tengah pekan lalu kembali mengisi posisi kiper. Pria Prancis itu membuat posisi Kepa Arrizabalaga semakin jelas sebagai kiper cadangan.

Cesar Azpilicueta, Andreas Christensen, dan Antonio Rudiger di sektor pertahanan. Barisan tengah dihuni Reece James, Jorginho, N'Golo Kante, Mateo Kovacic, dan Marcos Alonso. Romelu Lukaku dan Timo Werner jadi tumpuan saat menyerang.

Pertama, City tak terlihat seperti memikul beban saat memasuki Stamford Bridge. Mereka justru berinisiatif menekan. Entah apa yang merasuki para pemain City. Entah apa pula yang dikatakan Guardiola kepada Azpilicueta dan kawan-kawan sebelum kick-off. City tampil penuh semangat. Mereka seperti mendapatkan kembali energi yang sempat menguap.

Kedua, Tuchel tampaknya dengan sengaja menempatkan Kante, Jorginho, dan Mateo KOvacic untuk membendung serangan City. Kehadiran dua gelandang terbaik di dunia saat ini dimaksudkan untuk mengacaukan kreativitas City yang dimotori De Bruyne.

Hanya saja, taktik itu tak berjalan sesuai rencana. Alih-alih dibelenggu, City malah semakin bebas berkreasi. Justru sebaliknya, membuat Chelsea jatuh dalam masalah. Bak menepuk air di dulang, strategi itu justru mempermalukan diri sendiri dengan permainan yang terkekang.

Sepanjang 15 menit pertama Chelsea tak bisa berbuat banyak. Baru saat itu Lukaku mendapat kans untuk mengancam gawang tim tamu. Sebelumnya, Lukaku terlihat sebagai ujung tombak malang yang tak dilayani sebagaimana seharusnya.

Werner yang tampaknya bersemangat menerima tanggung jawab untuk mengeksploitasi fisik pemain belakang City dengan kecepatannya terlihat kurang bertaji.  Tak satu pun tembakan tepat sasaran yang berhasil dilepaskan, baik Lukaku maupun Werner sepanjang 90 menit pertandingan.

Ketiga, City sebenarnya tidak tampil sempurna. Meski mendominasi dengan penguasaan bola mencapai 60 persen, mereka hanya mampu mengukir empat "shots on target" dari 15 kali percobaan. Situasi ini membuat Guardiola terlihat "kesetanan" di pinggir lapangan.

Hanya saja, salah satu dari sedikit tendangan mengarah ke gawang Chelsea berbuah gol. Hal ini tidak lepas dari kejelian Jesus memanfaatkan bola liar di mulut gawang City.

Tendangan pemain Brasil dalam posisi kurang ideal itu mengenai sepatu Jorginho, lantas terjadi defleksi sebelum mengarah ke pojok gawang Mendy.

Kredit patut diberikan kepada Mendy. Kepercayaan Tuchel yang semakin tebal kepadanya sungguh beralasan. Mendy melakukan beberapa penyelamatan di antaranya dua kali dari Jack Grealish di babak kedua.

Edouard Mendy bermain baik di bawah mistar gawang Chelsea. Beberapa peluang emas City berhasil ia gagalkan: Dailymail.co.uk
Edouard Mendy bermain baik di bawah mistar gawang Chelsea. Beberapa peluang emas City berhasil ia gagalkan: Dailymail.co.uk

Begitu juga peran Thiago Silva yang berjibaku mengawal benteng pertahanan tuan rumah. Bek senior asal Brasil itu masuk di menit ke-29 menggantikan James. Bila tidak, maka skor akhir bakal mencolok.

Keempat, ketidakhadiran Mason Mount menjadi sebuah kehilangan. Pemain muda Inggris ini mengalami cedera. Padahal Chelsea sangat membutuhkan pemain yang bisa bergerak melewati batas-batas pengawalan dan memasok bola yang bisa membelah pertahanan lawan.

Salah satu peran besar Mount terjadi di final Liga Champions, Mei lalu. Bola yang diarahkan secara tepat menuju Havertz dengan melewati penjagaan pemain City membuat Porto akhirnya menjadi panggung kemenangan Chelsea.

Selain mengakhiri tiga kekalahan beruntun, kemenangan ini menjadi modal penting bagi City mengarungi musim yang masih panjang. Terutama untuk dua agenda pertandingan tandang yang berat pada pekan ini dan pekan mendatang.

City akan melawat ke Paris menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di Liga Champions. Selanjutnya, bersua Liverpool di Anfield, akhir pekan depan.

Bruno yang Malang

Salah satu pemain yang paling disorot usai laga Man United kontra Aston Villa tentu saja Bruno Fernandes. Pemain Portugal ini membuang kesempatan emas untuk menghindarkan timnya dari kekalahan.

Sang gelandang gagal mengeksekusi penalti di masa "injury time." Sepakannya melambung dari gawang yang dijaga Emiliano Martinez.

Martinez yang menjadi pahlawan Argentina di final Copa America 2021 kembali menunjukkan kedigdayaannya dalam menahan gempuran Mason Greenwood dan menggagalkan beberapa peluang berbahaya.

Bruno Fernandes gagal mengeksekusi tendangan dua belas pas: Dailymail.co.uk
Bruno Fernandes gagal mengeksekusi tendangan dua belas pas: Dailymail.co.uk

Usai nasib apes menerpa Bruno, publik tentu bertanya-tanya. Mengapa bukan Cristiano Ronaldo yang mengambil kesempatan emas itu?

Hasil minor ini membuat United gagal menjaga rekor tak terkalahkan dalam enam laga awal Liga Inggris. Perolehan poin tertahan di angka ke-13, United kini terdepak dari persaingan di puncak klasemen.

Selain itu, Ronaldo gagal melanjutkan "bulan madu" yang manis di awal musim bersama United. Pundi-pundi gol mantan pemain Juventus itu tak jadi bertambah, setelah sebelumnya selalu mencatatkan namanya di papan skor.

Hasil buruk ini semakin diperparah dengan kabar buruk yang menimpa Luke Shaw dan Harry Maguire. Pembentuk barikade pertahanan Setan Merah diterpa cedera. Shaw meninggalkan lapangan pertandingan di paruh pertama, menyusul Maguire di babak kedua.

Villa mencatatkan kemenangan berkat gol semata wayang Douglas Luiz di menit ke-88. Bermula dari tendangan sudut yang dikirim Kourtney Hause, Douglas berhasil mengungguli Edinson Cavani untuk mengirim bola ke pojok gawang David De Gea.

David De Gea tak bisa berbuat banyak menggagalkan tandukan Hause: Dailymail.co.uk
David De Gea tak bisa berbuat banyak menggagalkan tandukan Hause: Dailymail.co.uk

Bagi Villa, kemenangan ini sangat berharga. Tidak hanya membawa pulang poin penuh untuk mengantar mereka ke papan tengah. Ini menjadi kemenangan pertama pasukan Dean Smith di markas United sejak 2009. Keangkeran "Theatre of Dreams" pun sirna.

Selain solidnya pertahanan Villa, kemenangan ini tidak lepas dari kecepatan para pemain seperti Matty Cash untuk melakukan serangan balik cepat. Shaw harus berjibaku menahan laju Cash sebelum dibekap cedera di menit ke-34.  

Matt Targett pun hampir mencetak gol bila saja mampu memanfaatkan umpan silang Cash. Kesalahapahaman antara Maguire dan De Gea hampir saja memberikan keuntungan bagi Ollie Watkins.

Meski begitu, Maguire hampir saja mencetak gol jelang turun minum, andai saja tandukannya menyambut umpan lambung yang dilepaskan Bruno dari luar kotak penalti tak digagalkan Martinez.

Demikian juga De Gea. Ia menjadi salah satu pemain United yang cukup bersinar dan berperan mengamankan gawang dari lebih banyak kebobolan. 

Bagaimana dengan Cavani? Pemain senior asal Uruguay ini baru dimasukan Ole Gunnar Solskjaer delapan menit sebelum wasit meniup peluit panjang, menggantikan Scott McTominay. Itu pun setelah seruan "Bring on Cavani" menggema.

Semoga tagar "OleOut" yang membanjiri sosial media pasca-pertandingan, membuat sang pelatih bisa mengembalikan Setan Merah pada jalur positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun