Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Empat Faktor Kemenangan Manchester City di Markas Chelsea dan Apesnya Bruno Fernandes di Old Trafford

26 September 2021   09:14 Diperbarui: 26 September 2021   13:31 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Manchester City, Ruben Dias (kanan), menanduk bola di hadapan pemain Chelsea, Timo Werner, dalam pertandingan Liga Inggris antara Chelsea vs Man City di Stamford Bridge, London, Sabtu (25/9/20210). Foto: BEN STANSALL/AFP via Kompas.com

Sejumlah faktor

Kedua kubu menurunkan komposisi terbaik. Pelatih City, Pep Guardiola, menampilkan formasi 4-3-3 dengan Ederson di bawah mistar gawang, ditopang kuartet Kylie Walker, Ruben Diaz, Aymeric Laporte, dan Joao Cancelo. David Silva, Rodri, dan Kevin De Bruyne mengawal lini tengah. Ketiganya sekaligus membantu Gabriel Jesus, Jack Grealish, dan Phil Foden di barisan depan.

Sementara itu, Thomas Tuchel, tetap mengandalkan pola 3-5-2. Edouard Mendy yang absen saat Chelsea menghantam Aston Villa di putaran ketiga Piala Liga Inggris tengah pekan lalu kembali mengisi posisi kiper. Pria Prancis itu membuat posisi Kepa Arrizabalaga semakin jelas sebagai kiper cadangan.

Cesar Azpilicueta, Andreas Christensen, dan Antonio Rudiger di sektor pertahanan. Barisan tengah dihuni Reece James, Jorginho, N'Golo Kante, Mateo Kovacic, dan Marcos Alonso. Romelu Lukaku dan Timo Werner jadi tumpuan saat menyerang.

Pertama, City tak terlihat seperti memikul beban saat memasuki Stamford Bridge. Mereka justru berinisiatif menekan. Entah apa yang merasuki para pemain City. Entah apa pula yang dikatakan Guardiola kepada Azpilicueta dan kawan-kawan sebelum kick-off. City tampil penuh semangat. Mereka seperti mendapatkan kembali energi yang sempat menguap.

Kedua, Tuchel tampaknya dengan sengaja menempatkan Kante, Jorginho, dan Mateo KOvacic untuk membendung serangan City. Kehadiran dua gelandang terbaik di dunia saat ini dimaksudkan untuk mengacaukan kreativitas City yang dimotori De Bruyne.

Hanya saja, taktik itu tak berjalan sesuai rencana. Alih-alih dibelenggu, City malah semakin bebas berkreasi. Justru sebaliknya, membuat Chelsea jatuh dalam masalah. Bak menepuk air di dulang, strategi itu justru mempermalukan diri sendiri dengan permainan yang terkekang.

Sepanjang 15 menit pertama Chelsea tak bisa berbuat banyak. Baru saat itu Lukaku mendapat kans untuk mengancam gawang tim tamu. Sebelumnya, Lukaku terlihat sebagai ujung tombak malang yang tak dilayani sebagaimana seharusnya.

Werner yang tampaknya bersemangat menerima tanggung jawab untuk mengeksploitasi fisik pemain belakang City dengan kecepatannya terlihat kurang bertaji.  Tak satu pun tembakan tepat sasaran yang berhasil dilepaskan, baik Lukaku maupun Werner sepanjang 90 menit pertandingan.

Ketiga, City sebenarnya tidak tampil sempurna. Meski mendominasi dengan penguasaan bola mencapai 60 persen, mereka hanya mampu mengukir empat "shots on target" dari 15 kali percobaan. Situasi ini membuat Guardiola terlihat "kesetanan" di pinggir lapangan.

Hanya saja, salah satu dari sedikit tendangan mengarah ke gawang Chelsea berbuah gol. Hal ini tidak lepas dari kejelian Jesus memanfaatkan bola liar di mulut gawang City.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun