Pantang remeh
Indonesia tak boleh meremehkan dua peserta lain. ROC dan Kanada. Kedua wakil itu tetap berpotensi membuat kejutan. Mereka bisa menjadi batu sandungan.
ROC hampir membuat kejutan di edisi sebelumnya. ROC hampir saja mengalahkan Jepang di pertandingan pembukaan grup. Saat itu, Vladimir Malkov mempecundangi Kenta Nishimoto dan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov merebut poin dari ganda putra.
Dengan kekuatan yang sama, ketiganya akan menjadi batu penjuru ROC kali ini. Selain itu, dukungan dari pasangan ganda campuran berperingkat teratas, Rodion Alimov dan Alina Davletova akan memberikan tambahan keseimbangan.
Sebagai informasi, Rodion dan Alina baru saja memenangkan Kejuaraan Eropa pada bulan Mei lalu. Sementara itu grafik penampilan Evgeniya Kosetskaya yang terus membaik memberi harapan di tunggal putri.
Bagaimana kans Kanada? Kanada adalah tim terlemah di grup ini. Tidak banyak pemain yang bisa mereka andalkan. Selain Michelle Li, tunggal putri peringkat 11 dunia, Denmark memiliki sejumlah nama  yang masih cukup asing di blantika badminton dunia seperti Jason Anthony Ho-Shue, Rachel Honderich, Kristen Tsai, Joshua Hurlburt-Yu, dan Josephine Wu.
Sayangnya, Michelle dan sederet pemain di atas tidak ambil bagian kali ini. Harapan akan dibebankan kepada Brian Yang dan BR Sankeerth di tunggal putra, juga Rachel Chan yang berusia 17 tahun dan runner-up di Kejuaraan Perorangan Pan Am. Namun, nama-nama ini belum banyak pengalaman di pentas internasional, termasuk Piala Sudirman.
Dengan kekuatan yang semakin berkurang, perjuangan Kanada akan semakin sulit. Di sisi lain, ini menjadi kabar gembira bagi para lawan. Kanada akan dibidik sebagai lumbung poin.
Modal Indonesia
Indonesia memiliki peluang besar lolos ke babak selanjutnya. Selain mengantisipasi Denmark dan pantang meremehkan ROC dan Kanada, Indonesia memiliki skuad yang dalam dan pengalaman.