Pertama, kekuatan Garuda berimbang dan hampir merata. Indonesia punya tiga pasangan ganda putra teratas, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo; Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Di ganda putri ada peraih emas Olimpiade Tokyo, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Pasangan kedua adalah Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.
Di ganda campuran, Indonesia bisa mengandalkan pengalaman Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Di tunggal putra, selain peraih medali perunggu Olimpiade Anthony Sinisuka Ginting dan pemenang Asian Games 2018 Jonatan Christie. Selain itu, ada Shesar Hiren Rhustavito yang berusia 27 tahun, semifinalis di Spain Masters pada bulan Mei lalu.
Gregoria Mariska Tunjung akan menjadi harapan di tunggal putri. Tidak hanya itu. Putri Kusuma Wardani bisa juga diberikan kesempatan. Putri KW, berusia 19 tahun adalah pemenang Spain Masters.
Tidak hanya itu. Putri KW ikut membantu Indonesia di kejuaraan beregu campuran junior yakni Piala Suhandinata (BWF World Junior Mixed Kejuaraan Tim) untuk pertama kalinya, pada tahun 2019.
Masih ada Ester Nurumi Tri Wardoyo dalam daftar. Pemain berusia 16 tahun ini belum memiliki pengalaman di laga senior internasional. Bisa jadi, menghadapi Kanada, ia berpeluang mengukir jejak langkah awal di pentas internasional.
Kedua, selain meyakinkan secara peringkat dan prestasi individu, sebagian besar pemain Indonesia sudah berpengalaman menghadapi turnamen-turnamen besar. Panggung-panggung akbar seperti Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan All England sudah mereka taklukkan.
Para pemain seperti Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan dan Greysia Polii dengan jam terbang yang banyak bisa memotivasi para pemain muda. Mereka pasti sadar. Ini adalah panggung terakhir bagi mereka. Jadi, kans terakhir tidak ingin disia-siakan untuk mengakhiri puasa gelar Indonesia di Piala Sudirman yang sudah berlangsung selama 32 tahun.