Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Spiritualitas David Jacobs, Melampaui Usia dan Keterbatasan Fisik Berujung Medali Paralimpiade

29 Agustus 2021   22:56 Diperbarui: 30 Agustus 2021   11:15 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Jacobs berlatih sebelum tampil di Paralimpiade Tokyo: DOK. NPC Indonesia

Bila harus jujur, untuk bisa sampai pada tahap seperti David sungguh tidak mudah. David pun harus mengatasi tantangan berlipat ganda dibandingkan orang normal.

Mengatasi keterbatasan sebagai penyandang disabilitas dengan masalah fungsional pada salah satu lengan di satu sisi, serentak meningkatkan level permainan hingga bisa bersaing di level dunia pada aspek berbeda.

Merunut perjalanan hidup atlet kelahiran Ujung Pandang, 21 Juni 1977 yang bisa kita dapat dari berbagai pemberitaan, kita akan dibuat tercengang berkali-kali. Ketertarikannya pada cabang olahraga itu sudah terlihat sejak kecil.

Sejak berusia 10 tahun ia sudah giat berlatih. Dukungan dari kedua orangtuanya menjadi tambahan amunisi baginya untuk membuktikan bahwa walau dipandang sebelah mata karena keterbatasannya ia bisa membanggakan banyak orang. 

Bahkan, ia pernah sekian tahun memperkuat Indonesia di berbagai kejuaraan internasional tidak dalam kapasitasnya sebagai atlet berkebutuhan khusus. Ia bertarung menghadapi atlet-atlet normal pada umumnya. Itu terjadi di SEA Games Vietnam 2003, SEA Games Filipina 2005, hingga SEA Games Thailand 2007.

Di tingkat nasional, David adalah peraih medali emas pada salah satu perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON). Bila bisa kita garis bawahi, David sebenarnya mampu berprestasi di antara para atlet normal sekalipun.

Sejak akhir tahun 2009, David mulai bermain di turnamen paratenis meja. Hasilnya tentu bisa kita duga. Di kelas umum saja ia bisa bersaing, apalagi di antara kaum difabel.

Hal itu ia buktikan di sejumlah kompetisi. Medali emas di SEATTA Games Singapura pada tahun 2001, ASEAN Para Games Surakarta 2011 yang berbuah tujuh medali emas, hingga medali perunggu Paralimpiade London 2012 adalah beberapa contoh.

Di level dunia, David sudah tampil dalam tiga edisi Paralimpiade. Pencapaiannya kali ini mengulangi raihannya sembilan tahun lalu di Eropa.

Medali David di London memiliki sejarah tersendiri. Medali perunggu kelas 10 putra itu sekaligus mengakhiri dahaga medali Indonesia selama lebih dari dua dekade. Untuk meraih posisi ketiga, David harus mengalahkan Jose Manuel Ruiz Reyes dari Spanyol dengan skor akhir 11-9, 7-11, 11-5, 11-6.

Sayangnya, di Paralimpiade Rio De Janeiro, langkahnya terhenti di babak 16 besar. Kekalahannya dari atlet yang kali ini membuatnya gagal melangkah ke final. Siapa lagi kalau bukan Mateo Boheas. Saat itu David menyerah 11-13, 9-11, 11-7, 12-10, dan 5-11. Hasil negatif itu otomatis menghentikan upayanya mempertahankan prestasi di edisi sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun