Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Spiritualitas David Jacobs, Melampaui Usia dan Keterbatasan Fisik Berujung Medali Paralimpiade

29 Agustus 2021   22:56 Diperbarui: 30 Agustus 2021   11:15 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Jacobs berlatih sebelum tampil di Paralimpiade Tokyo: DOK. NPC Indonesia

Bahkan di babak perempat final, David menghadapi pertandingan yang sangat menguras tenaga dan mental. Berjumpa Lain Hao dari Tiongkok, David hampir saja menyerah bila tidak melakukan "comeback" epik.

David sempat unggul 2-0 dan harus bermain lima gim setelah wakil Tirai Bambu itu berhasil merebut dua set beruntun. David memperlihatkan mental yang kuat, walau sebenarnya, tenaganya benar-benar terkuras di set penentuan. Ia berhasil memenangi pertarungan menegangkan itu dengan skor tipis, 17-15.

Salah satu penampilan David Jacobs di Paralimpiade Tokyo: DOK. NPC Indonesia
Salah satu penampilan David Jacobs di Paralimpiade Tokyo: DOK. NPC Indonesia

Situasi yang dialami David sesungguhnya dialami juga para atlet paratenis meja lainnya. Dalam sehari mereka harus memainkan beberapa pertandingan. Namun untuk David yang tidak muda lagi, bermain secara maraton, apalagi harus melewati laga panjang, sungguh memberatkan.

Rima Ferdianto bersaksi betapa keras perjuangan David, terutama pada hari ia harus memainkan dua pertandingan krusial demi tiket final. Sang pelatih yang sekaligus Wakil Sekjen NPC Indonesia sebagaimana dilansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu (28/8/2021), berkata, "Penampilan David tidak bisa maksimal karena kondisi fisiknya sudah kelelahan. Fisik David cukup terkuras banyak saat ia harus bertarung habis-habisan melawan Lian Hao di babak delapan besar tadi pagi."

Selang beberapa jam kemudian, David dipaksa memainkan pertandingan semi final. Kondisi ini jelas memengaruhi performa David.

"Pada pertandingan semifinal tadi, penampilan David menurun. Hal itu terlihat dari forehand top spin-nya David sudah tidak terlalu tajam lagi. Defense lawan juga bagus hari ini jadi menyulitkan David dalam menyerang."

Bagi atlet berusia 44 tahun memainkan pertandingan beruntun sungguh melelahkan. Tidak semua atlet, bisa melakukan itu. Mengatasi kondisi tubuh yang semakin tidak kondusif dan berusaha memompanya dengan tekad yang kuat. Itulah yang dilakukan David hingga berujung medali perunggu.

Spiritualitas

Bila kita tidak memperhatikan kondisi fisiknya, kemampuan David dalam bermain tenis meja sungguh memukau. Anda bisa memutar kembali rekaman latihan atau pertandingannya yang tersedia di berbagai saluran sosial media. Anda akan tercengang dibuatnya.

Bagaimana bisa atlet yang memiliki keterbatasan fisik bisa bermain dengan begitu bagus. Kemampuannya dalam memainkan bet dan bola, begitu juga ketangkasan dalam melancarkan smes dan kesigapan menahan pukulan lawan, membuat kita hanya bisa menggelengkan kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun