Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Azan Masjid Agung Al-Ghuraba di Antara Denting Lonceng Gereja di Bajawa

30 April 2021   23:31 Diperbarui: 6 Mei 2021   18:00 5663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Al-Ghuraba bersisian dengan Gereja Ebenhaezer Bajawa, Ngada, Flores, NTT: dokpri

Ya, Belanda memang pernah menorehkan sejarah tersendiri di tempat itu. Saat terbentuk Onder Afdeling Ngada pada 1 April 1915, Bajawa ditetapkan sebagai ibukotanya. Dahulu lokasi Mapolres Ngada saat ini menjadi tempat tinggal "Gezaaghebber" atau "Controleur" yang menjadi pejabat setempat. Sejumlah pesanggrahan atau penginapan pernah berdiri di antaranya di lokasi Kantor Banwas dan bekas Kantor Kecamatan Ngada Bawa.

Kota Bajawa terletak di ketinggain sekitar 1.100 m di atas permukaan laut: dokpri
Kota Bajawa terletak di ketinggain sekitar 1.100 m di atas permukaan laut: dokpri

Sekitar 11 Oktober 1921 berdiri Paroki MBC Bajawa. Paroki ini baru memiliki gedung gereja sendiri pada 1922. Dalam perjalanan waktu, gedung gereja bergaya gotik rampung pada 30 Mei 1930. Ini menjadi satu dari sangat sedikit jejak sejarah masa silam yang masih terlihat hari ini.

Walau memiliki akar kekatolikan yang kuat, Bajawa tetap terbuka pada perubahan. Termasuk bagi tumbuh dan berkembangnya penduduk dari agama lain.

Tempat berhawa sejuk, dan oleh banyak orang dianggap dingin, kini menjadi rumah bersama. Pada Februari 2010, masjid lama dibongkar. Masjid itu telah berdiri sejak 1965. Saat dibongkar usianya tak kurang dari 45 tahun.

Masjid Agung Al-Ghuraba tampak megah: maps123.net
Masjid Agung Al-Ghuraba tampak megah: maps123.net

Tempat itu menjadi tonggak bagi bertumbuhnya keislaman di Bajawa. Sebelum diperbesar, masjid yang berdiri di atas tanah seluas 600 meter persegi itu memiliki jamaah sekitar 150 orang dengan dua muadzjin.

Seiring berjalannya waktu, jumlah jamaah semakin tumbuh pesat. Masjid yang semula berkapasitas 650 umat tak lagi cukup. Pembangunan gedung baru menjadi penting untuk menampung lebih banyak umat. Semula berukuran kecil, masjid itu terus mengalami perkembangan hingga kemudian memiliki tiga lantai.

Selain menampung lebih banyak umat, pada lantai dasarnya dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, pertemuan, hingga perkantoran.

Desain dan bentuk masjid ini memang indah. Menjadi sarana ibadah yang pantas bagi umat muslim. Tetapi juga ikut memperindah kota Bajawa. Berada di pusat kota, masjid raya ini seperti menjadi bagian dari urat nadi kehidupan keagamaan di kota tersebut.

Gereja St Yosef Bajawa: dokpri
Gereja St Yosef Bajawa: dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun