Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sinisme Sepak Bola Indonesia (Apresiasi Sederhana Buku Kompasianer)

16 Februari 2021   18:04 Diperbarui: 16 Februari 2021   18:08 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan buku diambil dengan kamera handphone: dokpri

Politik etis yang dihembuskan ke Hindia Belanda semakin membuka ruang bagi meluasnya sepak bola mulai dari sekolah-sekolah, hingga munculnya klub-klub sepak bola. Infrastruktur pendukung pun dibangun seperti jalan raya dan rel kereta api yang menghubungkan antarkota sehingga memungkinkan terjadinya mobilitas klub dan para penonton.

Begitu juga kehadiran surat kabar harian dan majalah mingguan sebagai jembatan komunikasi antarklub, antara klub dan para penggemar, juga salah satu sarana mendapatkan pemasukan dari penjualan karcis.

Keempat, sepak bola sebagai alat perjuangan memang jelas disebut beberapa kali di buku tersebut. Sayangnya, bagaimana setiap detail perjuangan menuju kemerdekaan digerakan dari lapangan sepak bola dan bagaimana nasib sepak bola sebagai alat perjuangan tidak diurai secara tuntas di buku ini.

Bagaimana ending-nya saat Indonesia merdeka? Apakah berakhir bahagia karena ikut menjadi variabel determinan untuk kesimpulan Indonesia merdeka? Atau justru berkesudahan dengan rasa kecewa karena entah dengan sengaja atau tidak didepak dari buku sejarah lantaran kalah pamor dari aksi-aksi pergerakan dari medan politik lainnya?

Kita bisa memahami bila penulis tak sampai mengurainya secara panjang lebar. Bila harus menjelaskannya secara detail maka dibutuhkan puluhan lembar halaman tambahan. Sementara fokus buku ini justru pada salah satu perkumpulan sepak bola bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) yang dibentuk atas inisiatif kelompok bumiputera.

Adalah T.R. Ng.Reksohadiprojo, T.Soetarman, dan T.Sastrosaksono yang berinisiatif untuk mendirikan suatu bond sepak bola sebagai wadah untuk mempersatukan berbagai klub atau perkumpulan sejenis yang tengah menjamur. Inisiatif ini mendapat bentuk konkret pada November 1923 di Surakarta.

Kehadiran VVB menjadi salah satu tonggak penting bagaimana berbagai klub itu bisa bersatu. Beberapa klub yang terafiliasi dalam VVB antara lain Romeo, De Leew, Mars, Legioen, Kras, Pamor, Taruno Kembang, dan Mat. 

Persatuan itu sekaligus mengakhiri perasaaan inferior lantaran dianaktirikan klub-klub sepak bola bentukan Belanda, VBS dan teralienasi dari organisasi sepak bola Belanda atau Nederlandsch Indische Voetbal Bond.

Selain itu, VVB yang terbentuk bisa mengakomodasi klub-klub secara lebih luas, tidak hanya yang bermarkas di Solo dan Surakarta. Tetapi juga bisa melintas batas yang sebelumnya tidak bisa diseberangi oleh NIVB yang hanya berpusat di kota-kota besar seperti Bandung, Batavia (Jakarta), Semarang, dan Surabaya.

Ditambah lagi, NIVB bisa diikhtiarkan untuk menggelorakan kampanye mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Sasarannya tidak hanya untuk membuat cabang olahraga itu semakin populer dan klub-klub sepak bola semakin dikenal. Tetapi pertama dan utama adalah menjadi medan pembentukan fisik jasmani, magnet menarik perhatian banyak orang, yang pada gilirannya menjadi tanur memurnikan semangat pergerakan sebagai kaum terjajah.

Patut disebut, pembentukan NIVB merupakan langkah maju bagi kaum bumiputera setelah sekian lama disisihkan dari sepak bola. Sejumlah klub bentukan Belanda, juga Tionghoa sudah menjamur sejak 1912 di Batavia, Semarang, dan Surabaya. Satu dekade kemudian, orang-orang Tionghoa mendirikan organsiasi sepak bola tersendiri bernama Comite Kampionwedstrijden Tiong Hoa (CKTH).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun