Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menguak Hansi Flick, Sosok Kunci di Balik Sextuple Bayern Muenchen

13 Februari 2021   06:24 Diperbarui: 13 Februari 2021   20:32 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hansi Flick diusung para pemain Bayern usai mengklaim gelar Piala Dunia Antarklub FIFA: www.fifa.com

Kariernya di timnas memang berakhir antiklimaks sebelum mencapai level yang didambakan oleh semua pesepakbola. Namun begitu, garis nasib pria yang kini berusia 55 tahun itu justru terlihat lurus dan mulus di pinggir lapangan.

Setelah Piala Dunia 2006 ia diminta mendampingi Joachim Loew sebagai asisten pelatih timnas Jerman. Kesaksian banyak orang menunjukkan bahwa ia berhasil memainkan peran sebagai pendamping Loew. 

Kerja sama apik dan relasi terbangun harmonis. Meski begitu, ia lebih memilih berada di belakang Loew saat harus berhadapan dengan media.

Salah satu buah manis kerja sama mereka dipetik di Piala Dunia 2014.  Penampilan apik sepanjang turnamen dengan kemenangan telak 7-1 atas tuan rumah Brasil di semi final, kemudian mengantar Die Mannschaft ke final ke delapan, dan berpuncak pada gelar keempat di pesta olahraga terakbar sejagad itu.

Ada satu hal menarik patut diangkat saat Jerman membuat Mineirao Stadium banjir air mata sedih yang tertumpah dari para pemain dan penggemar tuan rumah. Di balik tragedi besar bagi sepak bola Brasil, Hansi sebenarnya ikut berperan besar di belakangnya.

Satu dari tujuh gol pada Rabu, 9 Juli 2019 dini hari WIB itu lahir dari bola mati. Sosok yang giat melatih Thomas Muller dan kawan-kawan agar memanfaatkan peluang tersebut sejak awal adalah Hansi.

Hansi Flick dan Joachiom Loew saat bersama di timnas Jerman:www.bavarianfootballworks.com
Hansi Flick dan Joachiom Loew saat bersama di timnas Jerman:www.bavarianfootballworks.com

Loew tidak terlalu memandang penting latihan "set-piece". Ia bahkan sempat bercanda akan mentraktir makan malam bila prediksinya keliru. Timnya tidak akan mencetak satu gol pun dari bola mati di Brasil.

"Kami ingin menekankan kembali nilai bola mati, terutama di turnamen yang sangat ekstrem," alasan Hansi saat itu, seperti dilansir dari www.fifa.com.

Namun yang terjadi kemudian, candaan Loew itu justru terdengar garing. Jerman mampu mencetak empat gol dari tendangan bebas atau sudut.  Gol penyama kedudukan dalam pertandingan fase grup menghadapi Ghana, gol semata wayang dalam kemenangan di perempatfinal atas Prancis, dan gol pertama yang sangat penting saat menghancurkan Brasil di semi final, semua itu terjadi karena keberaniannya untuk tidak selalu menerjemahkan statusnya sebagai asisten secara lugu.

Keberanian itu tentu tidak lahir dengan sendirinya. Ia bersikukuh menempatkan bola mati sebagai salah satu prioritas bukan tanpa dasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun