UMKM Makin Keren, Mahasiswa KKN Turun Tangan Urus NIB di Kepanjen

Program pembuatan dan pengecekan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi pelaku UMKM dilaksanakan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Muhammadiyah Jember. Program ini bertujuan membantu pelaku UMKM di Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, yang belum memiliki legalitas usaha resmi.

Kegiatan ini melibatkan seluruh mahasiswa KKN yang ditempatkan di Desa Kepanjen, bekerja sama dengan masyarakat dan perangkat desa setempat. Program difokuskan pada pelaku UMKM dari berbagai dusun yang tersebar di seluruh wilayah desa.

Secara teknis, mahasiswa membagi diri ke dalam beberapa kelompok kecil untuk menyisir setiap dusun dan mendata pelaku UMKM yang sudah dan belum memiliki NIB. Kami menemukan fakta bahwa banyak para pelaku UMKM sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), itu berarti proses pembuatannya mudah untuk di lakukan dan ini akan menjadi bentuk apresiasi kepada OSS (Online Single Submission) atas kemudahan yang diberikan dalam pengurusan perizinan berusaha. Selain itu, mahasiswa juga memberikan pendampingan kepada pelaku usaha yang ingin mendaftarkan NIB melalui laman resmi OSS. Untuk pelaku UMKM yang mengaku sudah pernah memiliki NIB namun, kehilangan dokumen, mahasiswa hanya mencatat informasi tersebut tanpa melakukan pencarian atau pencetakan ulang, karena fokus utama kegiatan adalah pendataan dan pendaftaran NIB bagi yang belum memilikinya.

Program yang kami lakukan ini tidak hanya membantu para pelaku UMKM untuk membuat NIB, melainkan kami juga memberikan penyuluhan mengenai pentingnya memiliki NIB untuk UMKM mereka. Melalui program ini, diharapkan UMKM lokal dapat memiliki dasar hukum untuk berkembang, membuka akses terhadap bantuan pemerintah, serta meningkatkan kepercayaan konsumen.

Program pembuatan NIB ini menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam mendukung pemberdayaan ekonomi desa. Legalitas yang dimiliki oleh para pelaku UMKM menjadi langkah awal menuju penguatan ekonomi lokal yang lebih terstruktur dan berkelanjutan. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara rutin agar semakin banyak pelaku usaha kecil yang melek legalitas dan mampu bersaing di era digital.