Mohon tunggu...
Teacher Christine
Teacher Christine Mohon Tunggu... Guru - Guru yang siap bereksplorasi

Menjadi guru harus kreatif dan mau belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

13 Februari 2023   15:05 Diperbarui: 13 Februari 2023   15:26 4610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkenalkan, nama saya adalah Christina. Saya adalah calon guru penggerak angkatan 6 Kota Depok. Minggu ini, kami calon guru penggerak angkatan 6 sudah memasuki materi Modul 3. Oleh karena itulah, kami peserta Pendidikan Guru Penggerak mendapatkan tugas membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran atau Koneksi Antar Materi tentang Modul 3.1 yaitu Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin. 

Artikel Koneksi Antar Materi ini sudah pasti berhubungan dengan materi-materi yang saya pelajari selama mengikuti Pendiikan Guru Penggerak.

Berikut ini adalah pertanyaan dasar dalam Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran atau Koneksi Antar Materi:

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang guru, kita harus bisa menjadi contoh atau model bagi masyarakat atau lingkungan sekitar. Dalam bersikap, bertutur kata, maupun berinteraksi dengan orang lain bisa menjadi contoh nyata bagi seorang guru dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. 

Oleh karena itulah pembentukan nilai diri harus menjadi teladan bagi anak murid. Untuk memudahkan seorang guru dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman, seorang guru harus memiliki dan berpedoman pada asas pendidikan yang kita kenal sebagai Patrap Triloka. 


Adapun Patrap Triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu:

  • Ing Ngarso Sung Tuladha, maknanya adalah seorang guru Menjadi teladan Bagi Muridnya.
  • Ing Madya Mangun karsa, maknanya seorang guru menjalin komunikasi yang baik dengan muridnya.
  • Tut Wuri Handayani, maknanya yaitu guru berperan sebagai motor penggerak yang memotivasi serta mendorong muridnya berkembang sesuai potensinya.

Dengan pratap triloka tersebut, maka seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menjadi sosok yang bisa mengambil keputusan tepat serta berpihak pada murid.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai kebajikan haruslah tertanam pada seorang guru karena pada dasarnya nilai-nilai kebajikan yang ada dalam diri guru. Salah satu nilai kebajikan universal yang menjadi barometer dari nilai-nilai kebajikan yang lain yaitu tanggung jawab, sebuah keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan. 

Melalui sikap tanggung jawab dari dalam diri, sebuah keputusan yang kita ambil sudah pasti akan mencerminkan bagaimana prinsip diri kita berdasarkan ketiga prinsip pengambilan keputusan, sehingga akan mendorong terwujudnya Wellbeing dalam ekosistem pendidikan. 

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Salah satu tujuan kegiatan Coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses Coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya, keputusan yang diambil berpihak pada murid. 

Melalui kegiatan Coaching, pengambilan keputusan akan lebih efektif karena keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut bisa dipertanggungjawabkan yang akan mendorong terwujudnya Wellbeing dalam ekosistem sekolah.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam melaksanakan proses pendidikan, guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar siswanya, serta mengelola kapasitas sosial dan emosionalnya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Kemampuan seorang guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, khususnya dilema etika. 

Guru yang memiliki kesadaran diri yang baik sudah pasti menunjukkan integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan. Memiliki kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan serta aspirasi. Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, serta konteks yang berbeda-beda. 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggungjawab, dan penghargaan akan hidup. Dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut, maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada peserta didik serta mendorong terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah. 

Ada berbagai cara untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab yaitu; Pertimbangan prinsip dan langkah-langkah untuk membuat dan menguji keputusan dalam kaitannya dengan masalah yang dihadapi. Jika masalah tersebut dilema etika atau benar VS benar maka, guru perlu melakukan pertimbangan terhadap 4 paradigma pengambilan keputusan dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Untuk membuat sebuah keputusan yang sempurna dan berdampak dalam terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, kondusif dan nyaman, hal pertama yg wajib kita lakukan yaitu mengenali dahulu masalah yang terjadi, apakah masalah itu termasuk dilema etika atau bujukan moral. 

Apabila masalah tadi adalah dilema etika, sebelum membuat sebuah keputusan kita wajib menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip & 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga keputusan yang kita ambil bisa membangun lingkungan yang positif, kondusif, kondusif dan nyaman buat murid. Selain itu, dengan menjalankan prinsip among Ki Hadjar Dewantara dan pola pikir Inquiry apresiatif yang diharapkan mampu menjalankan peran-perannya. Menjadi pemimpin pembelajaran, juga berarti menjadi pemimpin yang menaruh perhatian secara penuh pada komponen pembelajaran. 

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan dalam pengambilan keputusan yang dihadapi di lingkungan saya adalah, adanya perbedaan pemikiran dari tiap individu atau kelompok yang saling bersebrangan. Tidak dipungkiri, dalam suatu instansi tentu saja terdapat kelompok yang pro dan kontra terhadap sebuah sistem yang sedang dijalankan oleh pemangku kebijakan sekolah. Seharusnya ketika kebijakan sudah ditentukan, semua ekosistem dalam sekolah bisa saling berkolaborasi untuk mewujudkan tujuan bersama. Oleh karena itu, sebelum menentukan keputusan harus berpedoman pada 3 prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. 

3 prinsip pengambilan keputusan:

  • prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking)
  • kita juga harus melihat peraturan yang mendasari keputusan yang kita ambil (berpikir berbasis peraturan-rule based thinking)
  • prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking)

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Setiap keputusan yang kita ambil akan berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid, misalnya keputusan bagaimana kita menyusun strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar siswa. Keputusan yang diambil itu berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid, Membuat keputusan yang tepat untuk potensi murid dapat kita awali dengan mengetahui kesiapan, minat, serta profil belajar murid. 

Jika kita sudah mengetahui ketiga unsur tersebut, selanjutnya kita dapat memutuskan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap siswa, melalui strategi pembelajaran berdiferensiasi konten, proses, atau produk.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru adalah pemimpin pembelajaran, oleh karena itu seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengambil keputusan dengan bijaksana. Pengambilan keputusan yang bijaksana memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab. Keputusan-keputusan yang diambil tersebut, haruslah berpihak pada murid agar kehidupan masa depan murid dapat meraih keselamatan dan kebahagiaan. Kehidupan masa depan murid dapat terpenuhi dengan baik.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Berdasarkan keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya, terutama pembelajaran pada modul 3.1 ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan harus berdasarkan pada tiga unsur, yaitu nilai-nilai kebajikan universal, bertanggungjawab terhadap segala konsekuensi, serta berpihak pada murid.  Sebagai seorang pemimpin saat mengambil keputusan haruslah berpedoman pada filosofi KHD dengan Pratap Trilokanya, berlandaskan nilai dan peran guru penggerak, berpedoman pada pembelajaran berdiferensiasi, serta sosial dan emosional, serta memiliki keterampilan coaching yang baik dalam menjalankan langkah-langkah pengambilan keputusan.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya terhadap materi tentang konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini, yaitu : penerapan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai langkah awal dalam penentuan masalah dilema etika atau bujukan moral. Sebuah kasus dikatakan dilema etika apabila (benar lawan benar), sedangkan dikatakan bujukan moral apabila (salah lawan benar). Hal-hal di luar dugaan saya, apabila sebuah kasus sudah dipahami sebagai pelanggaran hukum, maka langkah-langkah pengambilan keputusan tidaklah perlu dilanjutkan karena hal itu sudah melewati uji legal (hukum) yang menyatakan kasus tersebut adalah benar lawan salah (bujukan moral.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah. Saat itu, saya mengalami kasus dilema etika berdasarkan paradigma individu lawan kelompok (individual vs comunity). Saat itu, saya jujur hanya mengandalkan keputusan hasil akhir yang tidak merugikan kedua belah pihak. Setelah saya selesai mempelajari modul ini, ternyata sebuah kasus dilema etika perlu diselesaikan dengan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan , agar apa yang diputuskan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan tidak boleh hanya berpandangan bahwa kita memiliki otoritas dan dapat mengontrol siswa secara penuh. Tetapi keputusan yang kita ambil harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, tanggungjawab, dan berpihak pada murid. Keputusan yang diambil dapat melalui langkah-langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan. 

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, maka mempelajari modul ini sangatlah penting. Di mana keputusan yang diambil harus berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan serta tidak merugikan salah satu pihak yang nanti akan menimbulkan kekacauan. Dengan mempelajari modul ini, diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah langkah bijaksana dan paling terbaik untuk jangka panjang bukan hanya jangka menengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun