Mohon tunggu...
HANIF NURCHOLIS
HANIF NURCHOLIS Mohon Tunggu... Dosen dan Guru Besar FHISIP Universitas Terbuka

Saya memiliki pengalaman menulis buku SD,SMP, dan Perguruan Tinggi.Buku tentang Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah menjadi buku referensi utama untuk Jurusan Administrasi Negara ,Pemerintahan,dan Hukum. Buku Negara Bagian dan Pemerintahan Lokal (State and Local Government,2021). Teori dan Regulasi Otonomi Daerah 2025.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pertandingan Presiden Vs Kapolri dalam Reformasi Polri

27 September 2025   18:59 Diperbarui: 27 September 2025   18:59 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertandingan Presiden vs polri 

Tahun 1999--2000, Gus Dur mencoba mereformasi polisi.
Tapi disekak-star oleh jenderal-jenderal polisi.
Gus Dur keok, nyerah telak kepada Kapolri.

Megawati?
Bukannya mereformasi, malah memanfaatkan polisi untuk periode kedua.
Tetapi gagal total karena rakyat yang baru saja bereuforia reformasi memprotes dengan keras.

SBY?
Pilih jalan aman.
Status quo.
Tidak maju, tidak mundur, yang penting periode kedua aman Sulaiman.

Lalu Jokowi?
Makin gila.
Polisi benar-benar dijadikan alat kekuasaan politik dirinya.
Bukan dibikin civilization policing. Tapi diperkuat sebagai state policing: alat kekuasaan yang sah untuk menakuti, mengancam, dan membunuh rakyat demi kepentingan politiknya.

Dan kini, Prabowo ngajak duel dengan Kapolri.
Mau apa dia?
Serius kah
Atau hanya gimmick saja.

Nyerah telak kepada Kapolri sebagaimana Gus Dur?
Memanfaatkan polisi untuk periode kedua sebagaimana Megawati?
Mau status quo ala SBY?
Atau mau lebih gila daripada  Jokowi?

Pertandingan baru dimulai.
Rakyat harap-harap cemas.
Hasilnya seperti apa.

Bisa jadi penonton kecewa berat.
Karena pemenangnya Kapolri lagi.

Penonton tumpah ruah di lapangan.
Marah besar.

Atas nama reformasi polisi membasmi.

Rumah Sakit penuh orang bermata pedih karena terkena gas air mata.
Ibu-ibu menangis karena meratapi anaknya yang pulang tinggal nama.
Para aktivis HAM sibuk menengok orang-orang yang ditahan polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun