Mohon tunggu...
Chandra MP Widnyana
Chandra MP Widnyana Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis Warga

Kadang terlelap dalam pikiran, lantas keluar menjadi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Media Sosial, Menyenangkan namun Menghanyutkan

24 November 2023   14:48 Diperbarui: 1 Desember 2023   10:47 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepentingan pribadi yang rasional biasanya dimiliki oleh masyarakat kosmopolitan karena bergerak dalam tindakan penghitungan, seperti contohnya organisasi industri perkotaan. Karena di dalam hal ini ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama tidak berlaku. Beda dengan paguyuban yang masih memegang teguh ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama. Contohnya paguyuban ialah organisasi agama atau organisasi yang ada di desa.

Lantas, bagaimana dengan konsep netizen itu sendiri? Konsep netizen ini merupakan pencampuran dari kata internet dan citizen, dapat diartikan sebagai masyarakat yang hidup dan beraktivitas dalam internet. 

Sifat netizen sendiri secara umum memiliki sifat atau rasa solidaritas atas identitas yang sama. Hal itu terbentuk akibat adanya pemikiran dan kehendak rasional dalam keberpihakan atas sebuah informasi. Contohnya ialah seperti isu kemanusiaan yang sedang terjadi akibat dari perang yang terjadi antara israel dan palestina. 

Hal ini dapat kita lihat bagaimana netizen bergerak secara solid berbondong-bondong menyerang secara verbal israel dengan mengutarakan boikot produk israel, save palestina, bebaskan palestina, atau mengupload gambar potongan semangka di media sosial sebagai bentuk dukungan netizen kepada palestina. Ada juga yang bersifat agak keras sepeti mengehack akun militer atau akun personal yang mendukung israel dan masih banyak kegiatan solidaritas hal lainnya.  

Melihat hal tersebut, kita bisa menilai bahwa ikatan solidaritas netizen bisa lebih kuat dari ikatan paguyuban itu sendiri. Namun, ikatan tersebut tidak bersifat kekal, mengapa demikian? Dikarenakan ketika isu seperti perang palestina dan israel berhasil terselesaikan, maka ikatan solidaritas netizen itu juga ikut terselesaikan. Tetapi, ikatan solidaritas itu akan muncul lagi ketika ada isu atau informasi baru di media sosial. Maka dari itu, saya beranggapan bahwa konsep netizen ini merupakan penggabungan beberapa poin yang ada di dalam konsep paguyuban dan patembayan.

Netizen di sini tidak selalu bisa kita anggap dalam konotasi baik dan solid, karena disisi lain banyak juga terjadi kasus bahwa netizen juga berperilaku jahat dengan membully ataupun memberikan informasi palsu ke media sosial. 


Perilaku membully ini dalam dunia media sosial biasa disebut sebagai cyberbullying. Hal tersebut biasanya terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar netizen satu dengan yang lainnya. Maka dari itu berhati-hatilah dalam bermedia sosial.

Hati-Hati! Segala Hal yang Ada di Media Sosial Bagaikan Pedang Bermata Dua

(Dok. Grid.ID)
(Dok. Grid.ID)

Sebagai pengguna media sosial seharusnya sadar akan dampak yang akan timbul dari media sosial itu sendiri. Dikarenakan tidak bisa kita beranggapan bahwa media sosial itu pasti baik. Naif rasanya jika kita beranggapan seperti itu. Harus diingat bahwa media sosial itu adalah sebuah alat yang bisa digunakan untuk menjalankan kepentingan dari masing-masing individu manusia. Karena media sosial adalah alat, maka kemungkinan besar bisa menyerang siapapun tanpa tebang pilih.

Hal inilah yang membuat media sosial bagaikan pedang bermata dua. Seperti hal yang sudah dijelaskan diatas bahwa ketika manusia kelebihan informasi, mereka akan kehilangan daya sadar dalam membedakan mana informasi yang penting dan mana yang bersifat hiburan saja. 

Ketika manusia kehilangan daya sadarnya maka tidak menutup kemungkinan hal tersebut akan dimanfaatkan oleh si pemilik kepentingan untuk mempropagandakan kepentingannya. Hal tersebut dapat dilihat dengan sangat masifnya informasi palsu atau hoax yang tersebar di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun