Mohon tunggu...
Chandra MP Widnyana
Chandra MP Widnyana Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis Warga

Kadang terlelap dalam pikiran, lantas keluar menjadi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Media Sosial, Menyenangkan namun Menghanyutkan

24 November 2023   14:48 Diperbarui: 1 Desember 2023   10:47 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika informasi hoax ini tersebar di media sosial, tidak sedikit beberapa netizen percaya akan informasi tersebut dan tidak sedikit juga netizen yang meragukan informasi tersebut. Ketika hal tersebut terjadi, maka akan timbul sebuah adu pendapat di media sosial. Biasanya ketika terjadi adu pendapat maka akan diakhiri dengan beberapa netizen yang melakukan cyberbullying di dalam media sosial. 

Hal tersebut sangat sering terjadi di media sosial, tanpa memandang gender dan umur. Mengapa demikian? karena di media sosial tidak mengenal kata etika di dalamnya dan proses penyampaian pendapat dilakukan dengan jarak jauh. Jadi, kebanyakan netizen akan berpendapat semauanya dan sebebas-bebasnya tanpa memikirkan perasaan orang lain. Hal tersebutlah yang sering kali memicu pertikaian di media sosial.

Namun, tidak sedikit juga netizen mengambil peran sebagai hakim atau dalam bahasa media sosial di sebut sebagai social justice warrior. SJW ini biasanya menghakimi pendapat-pendapat yang berbeda dengan alasan meluruskan sesuatu yang salah. Biasanya mereka teguh akan pendapatnya dan tidak mau merasa disalahkan. Karena hal tersebut, banyak muncul pro dan kontra terkait dengan SJW ini. Ada yang mengakatan mereka hanya mencari eksistensi, ada juga yang mengatakan mereka ini adalah hakim media sosial.

Hal tersebut tidak dapat dipungkiri jika berbicara tentang media sosial. Mengapa demikian? ya karena itu tadi, bahwa di media sosial tidak mengenal adanya perilaku etis dan mereka bisa dengan bebasnya melakukan hal yang mereka mau tanpa memikirkan perasaan orang lain. Bisa dikatakan media sosial sebagai media yang bebas. Karena kebebasan itulah yang membuat media sosial bagaikan pisau bermata dua yang bisa saja membantu kehidupan manusia ataupun menghancurkan kehidupan manusia.

Itulah sekelias pembahasan terkait dengan media sosial ini. Saya tetap berpegang teguh bahwa media sosial ini menyenangkan namun menghanyutkan. 

Tapi perlu digaris bawahi, kita sebagai manusia harus tetap sadar dan selektif akan sebuah informasi agar tidak mudah dipropagandakan. Di samping itu juga, harus adanya sifat bijak dalam bermedia sosial. Jangan bersembunyi di balik tembok kebebasan yang diberikan oleh media sosial. 


Bebas bukan berarti mengganggu orang lain, kita juga harus sadar akan hak rasa aman dari orang lain. Tetaplah bijak bersosial media.

Salam damai :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun