Mohon tunggu...
chandra avi
chandra avi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya hoby badminton dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Metode Belajar Ala Digital: Bagaimana Media Sosial Mempengaruhi Kecemasan Akademik Remaja

19 September 2025   19:03 Diperbarui: 19 September 2025   19:03 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Funair.ac.id%2Fintensitas-kecanduan-smartphone-di-kalangan-remaja%2F&psig=AOvVaw2VLPvUoZq2SKnkPQ3qmiB

          Di era digital saat ini media sosial telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan remaja. Aplikasi tik tok dan Instagram tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sering digunakan sebagai  media pembelajaran. Namun, dibalik manfaat tersebut muncul tantangan baru dalam dunia Pendidikan terutama terkait peningkatan kecemasan akademik. Banyak remaja merasa tertekan ketika membandingkan diri dengan teman sebaya yang tampak lebih cerdas, berprestasi, atau juga lebih unggul di berbagai aspek. Perbandingan ini sering menimbulkan perasaan kurang percaya diri, takut gagal, hingga menurunnya motivasi belajar. Paparan terus terusan terhadap pencapaian di media sosial sering membuat kesan bahwa kesuksesan dapat diraih dengan mudah tanpa ada hambatan. Kondisi ini menyebabkan Sebagian remaja merasa tertinggal atau mengalami takut ketinggalan (FOMO). Alih-alih termotivasi, banyak yang justru terjebak dalam kebiasaan scroll layar berlebihan yang mengganggu konsentrasi belajar. Bahkan penggunaan media sosial sebelum tidur dapat menurunkan kualitas istirahat  yang berdampak negatinf pada daya ingat, focus, serta prestasi akademik.

          Meskipun begitu media sosial tidak sepenuhnya berdampak buruk. Jika digunakan dengan bijak, platform digital ini bisa menjadi sumber ilmu dan inspirasi. Disini peran orang tua dan pendidik sangat penting yaitu memberikan literasi digital, mengajarkan manajemen waktu, serta menanamkan pemahaman bahwa apa yang terlihat di media sosial seringkali bukan cermina kehidupan nyata. Dukungan emosional dari keluarga, teman, dan sekolah juga sangat berperan dalam membangun kepercayaan diri remaja agar tidak mudah terpengaruh tekanan akademik. Selain dukungan dari lingkungan kemampuan mengelola emosi menjadi kunci agar remaja tidak terjebak dalam kecemasan berlebihan akibat media sosial. Aktivitas sederhana seperti berlatih menulis jurnal pribadi dapat membantu menenangkan pikirn dan mengembalikan fokus. Dengan keseimbangan antara aktivita online dan kehidupan nyata remaja memiliki peluang untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, kreatif, dan siap menghadapi tantangan pendidikan di era sekarang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun