Tanpa komitmen yang dimulai dari pikiran, nilai-nilai tersebut tak akan berarti. Kita hanya akan menjadi makhluk yang tidak memiliki empati, bukan menjadi manusia. Jadi, pencapaian pendidikan inklusif tidak hanya menjadikan sekolah sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai institusi yang mendidik karakter dan kecerdasan emosional siswa. Dalam konteks lebih luas, pendidikan inklusif berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan terbuka.
Seperti di awal tulisan ini telah disampaikan bahwa perbedaan, termasuk dalam hal penciptaan manusia memiliki konotasi positif. Tidak ada maksud maupun kehendak negatif. Jadi benar adanya bahwa perbedaan adalah bagian dari rencana Allah SWT untuk menciptakan  harmoni dan saling pengertian diantara manusia. Untuk itu, kita patut merayakan perbedaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI