Mohon tunggu...
Ucha Julistian Mone
Ucha Julistian Mone Mohon Tunggu... Penjaga Arus Informasi

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Penjaga Api Semangat Kebangsaan di Tengah Badai Zaman

15 September 2025   10:35 Diperbarui: 15 September 2025   10:34 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiang Bendera di Salah Satu Sekolah di Wilayah Aceh (Sumber: Dok. Pribadi)

Indonesia, dengan segala keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa, selalu menghadapi tantangan besar dalam menjaga kesatuan dan integritasnya. Sejak kemerdekaannya pada tahun 1945, Indonesia telah mengalami perjalanan panjang dalam mempertahankan kedaulatan dan mengisi kemerdekaannya. Namun, pada abad ke-21 ini, tantangan yang dihadapi semakin kompleks. Globalisasi, kemajuan teknologi, dan pergeseran ideologi menjadikan negara kita rentan terhadap ancaman yang datang dari dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, peran Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi sangat penting dalam menjaga keberlanjutan negara.

Dibutuhkan sebuah adaptasi mutakhir bagi ASN untuk menjawab tantangan diatas. Bukan hanya soal profesionalitas, aspek-aspek lain pun dibutuhkan guna menjawab tantangan kontemporer. Sebagaimana termaktub dalam Pasal 43 UU Nomor 5 Tahun 2024 Tentang ASN, pembekalan melalui pelatihan kompetensi dan pembinaan pendidikan pegawai menjadi sebuah keharusan. Dalam konteks ini, Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai pamong marwah tersebut pun didorong untuk membekali para calon ASN untuk memahami dan mengimplementasikan wawasan kebangsaan, kesadaran bela negara, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan kontemporer.

Ada tiga aspek penting yang kemudian harus muncul dalam konteks ASN yang mampu menjawab tantangan kekinian: Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, dan Kesiapsiagaan Bela Negara. Pendalaman tiga aspek ini pun diharapkan bukan hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan praktis untuk melayani negara dan bangsa dengan baik, menjaga nilai-nilai luhur bangsa, serta siap menghadapi ancaman dan tantangan di masa depan.

Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara: Pilar Utama untuk Menjaga Kesatuan Bangsa

Indonesia sebagai negara yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945 menghadapi tantangan besar dalam menjaga eksistensinya. Keberagaman yang seharusnya jadi suluh dan cahaya, kadang menjelma bara yang bisa memercikkan api perpecahan bila tidak dijaga dengan bijak. Salah satu tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah menurunnya semangat kebangsaan di kalangan generasi muda. Kebutuhan akan pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai kebangsaan pun jadi semakin mendesak. Di tengah derasnya globalisasi, budaya asing datang bagai ombak yang terus menghantam tepi pantai. Jika tidak ada benteng kesadaran, pasir identitas bangsa bisa terkikis perlahan, meninggalkan jejak samar di tepi peradaban.

Bukan hanya itu, rayap bernama korupsi terus merayap di dinding rumah besar Indonesia. Ia menggerogoti sendi-sendi negara secara diam-diam, hingga kepercayaan rakyat pada pemimpinnya pun retak. Kekerasan sosial meletup di berbagai ruang, ketidakadilan menganga. Selain itu, semakin berkembangnya paham-paham ekstrem yang menyebar melalui media sosial juga menambah kerumitan dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

Di tengah tantangan kontemporer ini, Pancasila diuji. Ia harus berdiri tegak sebagai kompas yang menuntun arah bangsa. Namun tantangan tidaklah kecil. Kita menghadapi tiga perkara besar. Pertama, kehilangan jati diri. Generasi muda kerap lebih akrab dengan budaya yang datang dari layar ponsel ketimbang akar budaya sendiri. Kedua, polarisasi sosial. Masyarakat kita, yang seharusnya rukun, semakin mudah terpecah karena ujaran kebencian dan intoleransi. Ketiga, korupsi dan nepotisme. Kedua penyakit lama ini bukan hanya melukai rasa keadilan, tetapi juga mengkhianati semangat Pancasila yang menjunjung tinggi kesejahteraan bersama.

Apa yang bisa dilakukan ASN? Jawabannya ada pada penguatan wawasan kebangsaan. Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara mengajak kita menengok kembali sejarah dan pengamalan pancasila, menyerap nilai luhur perjuangan, lalu menanamkannya kembali dalam keseharian. ASN tidak boleh hanya jadi birokrat yang yang bekerja dalam sistem administrasi negara, tetapi juga sebagai penjaga ideologi dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Integritas, loyalitas, dan kesediaan berkorban harus menjadi napas yang mengiringi setiap langkah pengabdiannya.

Bagi para ASN, menanamkan wawasan kebangsaan berarti meneguhkan diri bukan sekadar sebagai pegawai negara, tetapi sebagai representasi hidup dari Pancasila, UUD 1945, dan semangat persatuan Indonesia. Dengan itu, mereka bukan hanya melayani administrasi, melainkan juga menjaga denyut nadi kedaulatan bangsa.

Analisis Isu Kontemporer: Memahami Ancaman dan Menyikapinya dengan Bijak

Di era globalisasi, ancaman terhadap negara Indonesia tidak lagi hanya datang dari serangan fisik, tetapi juga dari berbagai isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Korupsi, narkoba, terorisme, radikalisasi, kejahatan siber, hingga proxy war semuanya kini menjelma ujian berat yang menuntut ASN untuk berdiri tegak sebagai penjaga bangsa. Dengan semakin terbukanya ruang informasi melalui media sosial dan platform digital lainnya, informasi yang salah (hoaks) juga bisa dengan mudah memecah belah masyarakat.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, persoalan pengelolaan keberagaman masih menjadi sekelumit yang belum bisa terlepas di tanah air. Ancaman terhadap nilai-nilai kebangsaan sering kali datang dalam bentuk radikalisasi, yang dapat mengancam integritas dan stabilitas sosial negara.

Jika melihat ke belakang pada masa pandemi misalnya, persoalan penyebaran hoaks tentang vaksin Covid-19 beberapa waktu lalu bisa menjadi cermin nyata. Informasi palsu yang beredar di media sosial membuat sebagian masyarakat takut divaksin, bahkan menolak program pemerintah yang sebenarnya dirancang demi keselamatan bersama.

Atas dasar itu, ASN dituntut untuk dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menganalisis isu-isu strategis yang mempengaruhi negara dan bangsa. ASN tak hanya diharapkan mampu berpikir kritis dan objektif, tapi juga punya pondasi kemampuan analisis yang tajam dalam menghadapi isu-isu seperti korupsi, radikalisasi, hoaks, dan kejahatan siber.

Untuk menangani masalah-masalah ini, ASN harus memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi masalah secara menyeluruh dan menawarkan solusi yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, dalam era digital ini, ASN juga harus memiliki keterampilan dalam memahami dan melawan hoaks, serta memanfaatkan teknologi dengan bijak.

Kesiapsiagaan Bela Negara: Menjadi Garda Terdepan dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Di era modern, bela negara tak lagi hanya dimaknai dengan derap langkah pasukan dan deru senjata di medan perang. Ia kini menjelma sebagai kesanggupan setiap warga, khususnya ASN, untuk menjaga negeri dengan kesiapan jasmani yang bugar, mental yang teguh, dan etika yang lurus. Namun sayang, masih banyak yang menafsirkan bela negara sebatas urusan militer, seolah hanya seragam loreng yang berhak memanggulnya. Padahal, setiap profesi, setiap tangan yang bekerja jujur untuk bangsa, adalah bagian dari benteng pertahanan itu sendiri.

Ancaman terhadap negara Indonesia kini bukan hanya berbentuk militer, tetapi juga berupa ancaman ideologis, sosial, dan ekonomi. Perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat, seperti dampak perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi global, hingga perkembangan teknologi yang dapat disalahgunakan, menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi.

Dalam menghadapi rimba ancaman yang semakin kompleks ini, Kesiapsiagaan Bela Negara menegaskan pentingnya membangun kesiapan secara utuh. ASN dituntut tidak hanya kuat fisiknya, tetapi juga teguh karakternya, jernih pikirannya, dan berintegritas dalam setiap tindakan. Latihan kedisiplinan, baris-berbaris, hingga kewaspadaan dini bukan sekadar rutinitas, melainkan cara menanamkan semangat kebersamaan dan kepemimpinan yang tahan uji.

Maka, bela negara di masa kini bukan lagi sekadar tentang mengangkat senjata, melainkan mengasah diri agar mampu berdiri tegak menghadapi setiap ancaman—baik yang kasat mata maupun yang bersembunyi di balik layar. ASN, dengan segala peran yang melekat, adalah garda terdepan untuk memastikan rumah besar bernama Indonesia tetap berdiri kokoh.

Kesimpulan: Peran ASN dalam Mewujudkan Negara yang Berdaulat dan Berkeadilan

Tiga bekal dasar ini bukan sekadar materi pembelajaran, melainkan pijakan untuk menapaki jalan pengabdian sebagai ASN untuk memahami tantangan sekaligus ancaman yang dihadapi Indonesia hari ini. Wawasan kebangsaan, analisis isu kontemporer, dan kesiapsiagaan bela negara menjadi kunci agar ASN tidak berhenti pada tugas administratif semata, melainkan mampu berdiri sebagai penjaga ideologi bangsa, penangkal berbagai ancaman zaman, dan garda terdepan dalam merawat keutuhan negara.

Sebagai agen perubahan, ASN memikul peran yang jauh lebih besar daripada sekadar pengelola birokrasi. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 serta membekali diri dengan keterampilan menghadapi tantangan global, ASN dapat menjadi tiang kokoh yang menyangga terwujudnya Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat.

Bela negara pada akhirnya bukan hanya tanggung jawab tentara di garis depan, melainkan amanah bersama seluruh rakyat. ASN, dengan kapasitas dan integritasnya, dituntut menjadi teladan: memperkuat diri, menyalakan kembali semangat kebangsaan, dan menyiapkan langkah sigap dalam menghadapi setiap ancaman. Inilah panggilan zaman yang tak bisa ditawar. Jika kita lengah, sejarah bisa mengulang luka lama: bangsa besar yang goyah oleh ulahnya sendiri. Tapi bila kita waspada, bersatu, dan berani, rumah besar bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terus berdiri tegak—kokoh, bermartabat, dan tak tergoyahkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun