Mohon tunggu...
cewekpoker
cewekpoker Mohon Tunggu... Ahli Gizi - cewekpoker Menerima Deposit pulsa | Deposit Gopay | Deposit OVO
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://cewekpoker-39.webself.net/ DAFTAR DAN DAPATKAN FREEBET

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Seorang Cewek Pulang Malam

17 November 2019   06:26 Diperbarui: 17 November 2019   06:31 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku memang tak sempat mencatat persisnya kejadian itu, bahkan tahunnya saja aku lupa. Kalau tidak salah, 2010. Seperti biasa, jika banyak order pakaian yang berkancing, aku selalu kebagian tugas memasang kancing. Karena mesin kancing jumlahnya sedikit, itu juga beberapa sudah tua tidak bisa bekerja cepat sehingga target per hari tak mencukupi.

Agar pekerjaan bisa selesai sesuai jadwal yang ditentukan, maka beberapa anak ditugaskan di shift 2 masuk jam 4 sore pulang jam 12 malam. Aku termasuk yang mendapatkan tugas itu dan bukan pertama kali. Dan perusahaan selalu bertanggung jawab mengantar kepulangan kami dengan menyewa beberapa mobil antar jemput karyawan KBN (Kawasan Berikat Nusantara). Mobil yang biasa mereka gunakan, Carry dan sejenisnya.    

Waktu itu, aku sempat tidak kebagian mobil yang disewa khusus untuk mengantar karyawan yang tempat tinggalnya jauh plus sampai di depan rumah. Mobil ini satu-satunya. Yang lain hanya mengantar sampai gang saja, itu pun beda-beda jurusan. Tentu harganya juga berbeda.

"Bang, tolong dong masuk sedikit aja, sampai ngelewati lapangan itu." Pintaku pada si sopir.

"Emang kenapa?"

"Lapangan itu gelap. Sebelahnya masih semak-semak. Suka ada orang mabok lagi."

"Ya ... nggak bisa, neng. Sewanya kan cuma sampai depan gang doang."

"Ih abang, tinggal aku ini, terakhir. Ntar kalau udah lewat lapangan, udah, aku turun. Biasanya mobil yang lain juga mau. Biar nggak nyampe depan rumah juga, nggak pa pa."

Dari jalan raya menuju kontrakanku memang lumayan jauh, sekitar 200 meter. Tapi jalannya lebar, sehingga mobil putar arah pun tidak masalah. Jalan itu biasa dilewati bus PPD (Pengangkutan Penumpang Djakarta) dan memang milik Perum PPD. Pool-nya, di depan kontrakanku. Aku biasa numpang kalau kebetulan mobil itu lewat.

"Nggak bisa. Yang lain juga di depan gang, ya di depan gang. Udah, ntar dilihatin dah dari sini."

Braaaaakkk! pintu aku banting, kesal sambil nyebrang. Beberapa saat aku menoleh, mobil itu masih ada.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun