Mohon tunggu...
Celia Oesman
Celia Oesman Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Halo.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Kehidupan Lain

19 November 2022   18:29 Diperbarui: 19 November 2022   18:42 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di Kehidupan Lain"

"Dalam nama Bapak, dan Putra dan Roh Kudus, Amin." Baru saja berakhir misa mingguan Dominic bersama keluarganya. Setelah Pastur meninggalkan altar, Dom segera menyalakan telepon selulernya dan memeriksa seluruh notifikasi yang ia dapat. Dari sekian banyak notifikasi yang ada, hanya satu yang berhasil mendapat perhatiannya. "Dom, maaf ganggu" -Gabby.

Reaksi alami Dom, ia langsung meneleponnya, "Ada apa Gab, maaf aku baru selesai misa tadi jadi baru baca." Gabby baru teringat kalau hari ini adalah hari Minggu, dimana itu merupakan hari yang sangat dikuduskan oleh keluarga Dom. Sedangkan, Gabby sendiri memiliki 5 waktu dalam satu hari yang harus ia taati, untuk shalat."Ehh, sorry banget aku lupa kamu tadi lagi di Gereja. Kamu bisa ke rumah aku sebentar ga Dom?" dengan suara isak tangis.

Tanpa berpikir lagi, dengan honda civicnya Dom menyusuri jalanan dengan cepat karena 2 hal, Ibu sang kekasih, dan karena perasaan rindunya kepada Gabby yang tak bisa ia ungkapkan melalui kata-kata. Setelah sampai di rumah perempuan itu, Dom mendapati bahwa rumah sang gadis sudah ramai dan ada bendera kuning di depannya. Seketika jantung Dom terasa berhenti untuk sepersekian detik.

Ibu Gabby sudah terbaring tidak bernyawa, dengan Gabby di sebelahnya menangis sesegukan. Dengan sigap, Dom menghampiri Gabby dan memeluknya erat, pelukan itu dibalas dengan sepenuh hati dan seluruh emosi yang dirasakan Gabby saat ini. Setelah gadis itu cukup tenang,

Seluruh prosesi pemakaman untuk sang Ibu dilakukan, dan selama 2 hari itu, Dom tidak pernah sekalipun meninggalkan Gabby. Sesudah selesai semuanya, pada akhirnya Gabby bisa berbicara dengan baik lagi dengan Dom, melepaskan seluruh rindunya selama ini. 

Tentunya karena apa yang terjadi antara Dom, Gabby, dan keluarga mereka masing-masing cukup membuat kedua insan itu menjaga jarak untuk beberapa waktu. Bukan karena hubungan mereka tidak lagi harmonis atau tidak lagi saling menyayangi, bukan. Tetapi karena kepercayaan masing-masing, mereka punya cinta, tetapi dunia memiki norma. "Bagaimana kabarmu, Dom?" Tanya Gabby memulai percakapan.

"Yah, masih sama saja" Dom membalas. Sambil tersenyum tipis, Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, dan memperlihatkannya pada gadis tercantik di depannya. "Kamu masih suka bermain bulutangkis kan?" Mata Gabby langsung berbinar-binar melihat shuttlecock yang dipegang Dom, tanpa berbincang lama-lama mereka berdua pergi ke depan rumah Gabby dan bermain bulutangkis bersama, menghabiskan waktu berdua.

Ya, mungkin itulah yang mereka berdua butuhkan saat ini, tidak perlu mewah ataupun jauh, hanya sesederhana bermain bulutangkis bersama di depan rumah. Canda dan tawa yang kembali pada wajah mereka berdua setelah beberapa bulan yang menyiksa batin.

---------------------------------------------Flash back-----------------------------------------------------

Sekitar satu tahun yang lalu, sama seperti sekarang Dom & Gabby sedang bermain bulutangkis di gor yang mereka sukai. Tidak ada beban, tidak ada yang nyata selain mereka berdua saat itu, baik sang lelaki maupun sang perempuan sangat bahagia, setidaknya sampai mereka berdua pulang ke rumah Dom dan mendapati orang tuanya menunggu mereka dengan wajah yang bahkan terlalu mustahil untuk dibantah. 

"Darimana saja kamu?" sembari melirik tajam perempuan yang ada di sebelah anak lelakinya itu. "Iya ma maaf, tadi habis bulutangkis bareng." Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, ibu Dom pergi. Tidak sampai lima detik kemudian, sang ibu memanggil Gabby untuk ikut dengannya. Gabby menurut dan mengikuti ibunya Dom, baru selangkah Dom akan mengikuti Gabby. "Dom! Kamu ga usah ikut." Tegas Ibu. Dom tidak bisa berbuat apa-apa dan duduk menunggu Gabby.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun