Sejatinya pengajuan cukup berhenti pada level GM saja. Kenyataannya, hari demi hari hanya mengikuti seluruh arahan dan instruksi pemilik.
Peran pimpinan hotel tersingkirkan. Seorang GM berkewajiban membawa biduk hotel melaju. Akhirnya terjadi dualisme kepemimpinan.
Dalam manajemen, bukan tidak mungkin menimbulkan kekacauan. Tengok saja akibat kepemimpinan ganda ini:
(1.) Mengenyampingkan, tidak mempercayai seorang pimpinan tertinggi di hotel
(2.) Mengacaukan sistem operasi hotel
(3.) Memberi ruang sempit bagi sales marketing
(4.) Hotel tidak berkembang normal
(5.) Manajemen kurang bergairah disebabkan kebingungan menghadapi instruksi berbeda
Baiklah, saya akan paparkan penjelasan berikut ini:
(1). Mengenyampingkan, tidak mempercayai seorang pimpinan hotel
Mungkin saja pemilik tidak percaya akan keterampilan GM dalam hal memimpin, namun bukankah ia direkrut atas dasar persetujuannya?
Sang empunya kuasa sebaiknya memberikan wewenang kepada pimpinan di hotel miliknya. Jangan biarkan si GM kebingungan memberikan keputusan. Apabila hal sepele saja memohon persetujuan pemilik, lalu apa guna fungsi sebagai pimpinan hotel?